BNI. (ANT/Yudhi Mahatma).
BNI. (ANT/Yudhi Mahatma).

BNI Bidik Akuisisi Bank Skala Menengah

Dian Ihsan Siregar • 17 Januari 2018 20:18
Jakarta: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) memiliki rencana untuk mengakuisisi bank berskala menengah.  BNI juga akan menyertakan modal ke anak usaha. 
 
"Kami akan terus lihat anak usaha, khususnya perbankan, asuransi, dan modal ventura," kata Direktur Keuangan BNI Rico Budidarmo, ditemui dalam acara 'Paparan Publik Kinerja Bisnis 2017‎' di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Rabu, 17 Januari 2018.‎
 
Di tempat yang sama, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menjelaskan manajemen telah menyiapkan dana Rp3 triliun untuk merealisasikan akuisisi. Dana itu juga  akan digunakan untuk penyertaan modal ke anak usaha.

"Sebesar Rp3 triliun untuk penyertaan, akuisisi bank, anak usaha juga, kami belum tahu targetnya yang mana ya. Tahun kemarin kami siapkan juga Rp3 triliun tidak terpakai semua, hanya Rp1,3 triliun yang terpakai," ungkap Baiquni.
 
Akuisisi bank, Baiquni mengaku, demi memperkuat bisnis inti BNI. Dalam akuisisi, BNI juga akan melihat harga yang harus dibayar.
 
"Kalau ingin akuisisi, kami lihat besarnya aset, apakah bisnisnya melengkapi core business kami, dan bagaimana harganya," tegas dia.
 
Selama 2017, BNI telah meraup laba bersih sebesar Rp13,62 triliun, atau tumbuh 20,1 persen, bila dibanding laba sebesar Rp11,34 triliun di akhir 2016.  
 
Pertumbuhan laba bersih merupakan hasil dari perkembangan bisnis pada segmen business banking dan consumer banking yang disertai perbaikan kualitas aset.
 
"Dengan perkembangan bisnis tersebut, pertumbuhan laba bersih BNI lebih besar dari pada industri perbankan yang pertumbuhan laba bersihnya diperkirakan hanya mencapai 16,5 persen," kata Baiquni.
 
Perkembangan bisnis perusahaan yang cukup positif di 2017, bilang Baiquni, terlihat juga dari porsi pendapatan bunga bersih perseroan yang tumbuh 6,5 persen menjadi Rp31,94 triliun, dari posisi Rp30 triliun di Desember 2016.
 
Pendapatan nonbunga perseroan pun meningkat 13,9 persen menjadi Rp9,78 triliun di akhir Desember 2017, dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya Rp8,59 triliun. Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh kenaikan pendapatan fee based income (FBI) yang diperoleh antara lain dari transkasi trade finance dan remitansi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan