"Saya pikir tidak hanya membeli beras, tetapi juga berbagai komoditi strategis lainnya, termasuk jagung," ujar Achrul, seperti dikutip dari Antara, di Palu, Senin (25/4/2016).
Menurut dia, bila Bulog membeli jagung maka petani tidak akan lagi kesulitan untuk memasarkan hasil panen dengan harga yang layak. Selama ini, petani menjual hasil panen langsung kepada pedagang pengumpul dengan harga yang bisa dipermainkan.
Ia menjelaskan, hal itu terjadi karena selama ini untuk komoditi diluar beras, termasuk jagung harga mengikuti perkembangan pasar. "Kalau harga di tingkat pengecer naik, maka di tingkat produsen naik dan sebaliknya," jelas dia.
Dengan demikian, tambahnya, petani tidak ada pilihan lain menjual jagung kepada pedagang pengumpul yang biasanya datang membeli langsung ke petani. Namun, dengan kehadiran Bulog membeli jagung, otomatis petani punya pilihan atau alternatif menjual hasil panen.
"Kalau harga pembelian Bulog lebih tinggi dari pedagang pengumul, maka petani akan menjual kepada Bulog dan sebaliknya," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id