Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan (kedua dari kanan) (Foto: MTVN/Husen Miftahudin)
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan (kedua dari kanan) (Foto: MTVN/Husen Miftahudin)

Indonesia-Jepang Perkuat Kerja Sama di Industri Baja

Husen Miftahudin • 02 Mei 2016 11:46
medcom.idn Jakarta: Kerja sama industri dan investasi baja antara Indonesia dan Jepang terus diperkuat. Upaya itu salah satunya dilakukan dengan Forum Indonesia-Japan Steel Dialog (IJSD) keenam pada 2016 di Tokyo, Jepang.
 
IJSD merupakan forum konsultasi industri baja antara IISIA (Asosiasi Industri Baja Indonesia) yang didampingi Kementerian Perindustrian dan JISF (Asosiasi Industri Baja Jepang) didampingi METI (Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang).
 
"Kita terus dorong industri baja untuk memperlebar produksi dan investasi sehingga menopang industri lain seperti otomotif, permesinan dan elektronika, selain baja untuk konstruksi," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin, menanggapi pelaksanaan forum tersebut, di Jakarta, Senin (2/5/2016).

Pemerintah Indonesia, imbuhnya, sudah beberapa kali mendesak Jepang dan negara lain untuk lebih aktif memperkuat struktur industri di Tanah Air. Pada sektor otomotif, misalnya, jika sebelumnya lebih marak perakitan, kini beberapa pabrikan mulai membangun pabrik mesin dan komponen.
 
"Begitu juga dengan elektronika dan produksi mesin. Produk akhir sudah dibeli masyarakat kita, sudah semestinya proses produksi juga memberi benefit ke dalam negeri. Forum dialog khusus baja seperti itu juga demi mempercepat pendalaman industri, menegaskan posisi serta visi industri kita," jelas Saleh.
 
Sementara itu, menurut Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan, pembentukan Forum IJSD pada 2011 dilatarbelakangi adanya kerja sama ekonomi Indonesia dan Jepang dalam kerangka Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) yang ditandatangani pada 2008 lalu.
 
"Pembentukan forum ini juga didorong oleh pentingnya rantai pasok industri di kedua negara yang dapat dilihat dari banyaknya investasi Jepang di Indonesia khususnya yang berbahan baku baja," papar Putu.
 
Beberapa investasi Jepang di Indonesia yang terjadi setelah ada forum ini antara lain PT Krakatau Nippon Steel Sumikin (KNSS) dan PT JFE Steel Galvanizing yang memproduksi CRC dan BjLS untuk mendukung bahan baku industri otomotif, permesinan dan elektronika.
 
"Investasi masing-masing sebesar USD400 juta (Kapasitas 400 ribu ton per tahun) dan USD325 juta (Kapasitas 300 ribu ton per tahun). Disamping itu juga ada PT Krakatau Osaka Steel (KOS) dengan investasi USD200 juta yang memproduksi steel bar dan baja profil untuk mendukung industri konstruksi dan pembangunan infrastruktur," pungkasnya.
 
Dari pihak Indonesia, delegasi di forum itu dipimpin oleh Direktur Industri Logam, Ditjen ILMATE Kemenperin Budi Irmawan. Sedangkan dari pihak Jepang, delegasi dipimpin oleh Direktur Industri Besi dan Baja (METI) Takanari Yamashita.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan