"Dari sekian banyak kebutuhan fasilitas pendukung, dua di antaranya adalah pabrik es dan industri garam yang menyokong pengawetan hasil laut mereka," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin dalam siaran tertulisnya, Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Pembangunan pabrik es juga diintegrasikan dengan lokasi aktivitas nelayan seperti berdekatan dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Menurutnya, pengelola bisa dilakukan oleh koperasi, TPI atau kelompok usaha bersama (KUB) setempat.
"Pasokan es balok ini berdampak langsung pada kualitas tangkapan. Bahkan Presiden Joko Widodo memberi perhatian pada pemenuhan kebutuhan cold storage ini," ungkap dia.
Direktur IKM Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur Ditjen IKM Kemenperin, Sudarto mengatakan bahwa selain pabrik es, di Kupang juga akan dikembangkan industri garam lebih lanjut. Lahan yang tersedia seluas 1,5 hektare (ha) dan telah memproduksi garam 70 ton per ha.
"Dari produksi garam, produk sampingannya dapat digunakan untuk meningkatkan titik beku es balok. Dari biasanya hanya -4 derajat celsius bisa menjadi -10 derajat. Dengan begitu maka es bisa digunakan lebih lama oleh nelayan karena bisa bertahan 10 hari dibanding dengan es konvensional yang hanya bertahan 2-3 hari," papar dia.
Sementara Wali Kota Kupang Jonas Salean mengatakan, potensi lestari sumber daya ikan laut Teluk Kupang hampir mencapai 20 ribu ton per tahun. Kupang juga menjadi pusat konsentrasi nelayan dari berbagai daerah seperti Sulawesi, Jawa, Madura, dan NTB.
"Kami berharap pabrik es dapat mendukung cold storage sehingga jangka waktu pengawetan ikan lebih lama dan untuk memasok nelayan saat melaut," tutup Jonas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News