Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengakui sebagian pengusaha belum paham atas jenis kompetensi yang harus di persiapkan ke depan.
"Masih banyak yang belum paham terkait fokus industri yang hendak dijadikan prioritas dari aktivitas perekonomian," kata Hariyadi dalam Munas ke-10 Apindo di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa, 24 April 2018.
Menurutnya pemerintah perlu menjabarkan secara kompleks mengenai pola relasi pengusaha dengan pekerja yang secara alamiah mengalami perubahan. Apalagi industri 4.0 dikenal dengan revolusi industri yang akan menghilangkan lapangan pekerjaan konvensional dalam jumlah masif.
"Bagaimana penekanan pada reformasi SDM dalam menghadapi global disrupsi ekonomi digital. Yang muncul lapangan pekerjaan yang memerlukan keterampilan digital," tuturnya.
Dia menambahkan dampak revolusi industri generasi 4.0 sudah mulai terlihat pada tren penyerapan tenaga kerja dalam 10 tahun terakhir. Di mana peningkatan nilai investasi berbanding terbalik dengan penyerapan tenaga kerja.
Antisipasi dari perubahan tersebut harus dipersiapkan pemerintah mengingat jumlah tenaga kerja Indonesia melebihi 130 juta orang. Jika tidak, bonus demografi malah akan menjadi beban demografi bagi negara.
Salah satu caranya dengan mempersiapkan tenaga kerja yang terampil secara digital melalui pelatihan vokasi oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
"Kondisi mayoritas tenaga kerja kita berpendidikan rendah setingkat SMP ke bawah dan ini menjadi tantangan besar untuk mengelolanya," pungkas Hariyadi.
Turut hadir dalam pembukaan Munas ke-10 Apindo, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Direktur Jenderal Pajak Robert Pakpahan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, dan Ketua Tim Ahli Wakil Presiden RI Sofjan Wanandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News