"Tentunya apa yang terjadi di Tiongkok sekarang akan berdampak pada sektor pariwisata dan turunannya, seperti sektor transportasi, hotel, dan restoran. Itu semua yang akan berdampak pada perannya terhadap pertumbuhan ekonomi kita," ujar Piter dalam diskusi di ruang rapat Fraksi Partai NasDem DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 12 Februari 2020.
Pada sektor pariwisata, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) asal Tiongkok terbanyak kedua setelah Malaysia. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah turis asal Negeri Tirai Bambu yang berkunjung ke Indonesia pada 2019 sebanyak 2,07 juta kunjungan.
Dampak virus korona jelas membuat jumlah kunjungan wisman Tiongkok ke Indonesia bakal merosot tajam. Ujung-ujungnya, berimbas pada penurunan pendapatan devisa dari sektor pariwisata.
Selanjutnya, industri manufaktur. Pasalnya, industri manufaktur domestik sangat bergantung terhadap pasokan dan permintaan dari Tiongkok.
"Industri manufaktur juga akan sangat terdampak karena industri manufaktur kita banyak sekali menggunakan barang-barang bahan baku dari Tiongkok. Artinya apabila kondisi di Tiongkok itu terus berlarut-larut, industri manufaktur kita pasti akan terpukul," jelasnya.
Kemudian, investasi. Piter menyebutkan, Tiongkok merupakan sumber investasi RI terbesar. Imbas virus korona, aliran modal dari investor Tiongkok yang masuk ke Indonesia alias foreign direct investment (FDI) akan terpengaruh secara signifikan.
"Misal, proyek-ptoyek yang dibiayai oleh Tiongkok. Kalau tenaga ahlinya berhalangan dikarenakan apa yang terjadi di Tiongkok dengan adanya virus korona ini, itu pasti akan terhambat," urai dia.
Kondisi ini dikhawatirkan akan memukul pertumbuhan ekonomi dalam negeri Indonesia. Dia memperkirakan dampak virus korona membuat pertumbuhan ekonomi RI terkontraksi sekitar 0,1 persen hingga 0,3 persen.
"Jadi kita akan mengalami dampak ekonomi yang banyak sekali di berbagai sektor. Dengan adanya virus korona ini kita meyakini (pertumbuhan ekonomi) akan di bawah target, bisa di bawah lima persen. Ini dengan asumsi kalau virus korona berlarut-larut dan pemerintah tidak melakukan respons," pungkas Piter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News