Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menilai bahwa industri yang ada di Indonesia saat ini hanya bertahan dengan kemampuannya sendiri, tidak ada dukungan penuh dari pemerintah.
"Seharusnya pemerintah juga bisa mendukung industri dalam negeri dengan memberikan insentif serta kepastian terhadap arah kebijakan," kata Ketua Perbanas, Sigit Pramono, di Griya Perbanas, Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (18/7/2014).
Saat ini, lanjutnya, perbankan nasional masih khawatir memberikan pinjaman terhadap industri dalam negeri karena pemerintahnya sendiri masih tidak beri kepastian terhadap pembangunan industrinya.
"Impor tidak diatur, penyelundupan juga tidak diberantas, maka akan terjadi kolaps pada bank dan pengusaha itu sendiri. Ini yang membuat bank khawatir berikan pinjaman," ujar Sigit.
Hal tersebut membuat para pengusaha lebih baik menjadi pedagang daripada pengusaha, karena harga barang-barang impor lebih murah dibandingkan dengan harga barang dalam negeri.
"Seperti membuat ponsel, tapi impor ponsel juga tidak dibatasi. Maka sulit untuk dapat keuntungan bagi para industri untuk membuat produk dalam negeri yang bisa menyaingi produk luar negeri," tegasnya.
Namun hal tersebut juga bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga para pengusaha dan perbankan yang memang harus bersama-sama dalam mewujudkan industri dalam negeri yang bisa bersaing.
"Kita ingin bersama-sama untuk membangun produk dalam negeri dengan tidak membutuhkan impor. Kita harusnya mampu menjadi bangsa yang berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) dengan industri perbankan sebagai motor utama ekonomi nasional," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id