"Perbankan Indonesia miliki performa paling baik, proyeksi pertumbuhan kredit dan dana paling baik. Investasi asing masuk, kembangkan Indonesia," ujarnya di Hotel Sheraton, Bandung, Sabtu (9/5/2015).
Destry menambahkan, UU perbankan yang saat ini digodok di DPR sangat menentukan nasib perbankan di Indonesa. Sehingga aturan di Indonesia harus jelas, antara beda bank asing dan bank lokal seperti di luar, karena bank asing punya dana dan modal yang sangat kuat.
Meskipun demikian, menurut dia gabungan bank-bank BUMN Indonesia baru bisa mengalahkan bank Malaysia tidak Singapura. Sehingga mau tidak mau konsolidasi harus dilakukan. "120 bank ini menyebabkan banyak bank-bank kecil yang nanggung posisinya, sehingga kebutuhan pembiayan kita makin besar," sambung dia.
Dirinya juga mencontohkan, dalam pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt (mw) saja dibutuhkan Rp700 triliun. Padahal menurut dia, kemampuan bank hanya sekitar Rp300 triliun-Rp400 triliun per tahunnya, sementara pasar modal maksimum sekira Rp100 trilun.
"Itu baru listrik. Kalau bank kita enggak siap permodalan, target pemerintah tidak tahu bagaimana. Masih banyak punya tantangan dan PR (pekerjaan rumah), harus jadi perhatian kita bersama," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News