"Cilamaya ini untuk melayani industri di kawasan Cikarang dan Karawang," ujar Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Kementerian Perhubungan, Adolf R Tambunan, saat ditemui di Wisma Bisnis Indonesia di Jalan KH Mas Mansyur, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2015).
Dia mengatakan, sekarang ini hampir 75 persen kargo yang melewati Pelabuhan Tanjung Priok bertujuan ke kawasan Cikarang dan Karawang. Dengan mendekatkan pelabuhan dengan pusat produksi, jarak tempuh kargo juga akan berkurang sebelumnya berjarak 70 km menjadi hanya 30 km.
"Dengan begitu akan mengurangi cost produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan," kata dia.
Meskipun Pertamina menyatakan keberatan karena aktivitas pelabuhan bisa saja menganggu produksi minyak dan gas tetapi juga berpotensi menimbulkan bahaya seperti kebakaran dan ledakan pipa minyak.
Dirinya justru meyakini jika pembangunan pelabuhan Cilamaya bisa berjalan beriringan dengan proses produksi minyak dan gas di Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang berada di sekitar lokasi pelabuhan akan dibangun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News