"Beberapa persiapan untuk 2017 perubahan desain subsidi baik itu untuk listrik, LPG, pupuk," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan dikutip dari Antara, Rabu (2/11/2016).
Untuk itu, ia menekankan, agar para menteri terkait melakukan persiapan supaya alokasi subsidi bisa tetap dijaga.
Selain itu, kata dia, penerima subsidi tetap merupakan masyarakat sasaran yang membutuhkan.
"Kepada pihak apakah itu petani untuk subsidi pupuk dan benih, untuk LPG untuk kelompok masyarakat miskin, dan listrik difokuskan ke kelompok masyarakat 450 VA dan 900 VA yang jumlahnya lebih dikurangi karena alokasinya untuk subsidi dan khususnya untuk keluarga yang tidak mampu," katanya.
Dalam rapat paripurna yang dipimpin oleh Presiden Jokowi, sejumlah hal dibahas di antaranya terkait upaya untuk menyelesaikan APBN 2016 dalam dua bulan ke depan baik dari sisi penerimaan pajak maupun belanja negara.
Sri Mulyani menegaskan penerimaan pajak tetap harus diperbaiki agar bisa mencapai target sementara belanja negara harus tetap dilakukan dengan prinsip efisiensi.
"Dan kalau ada kegiatan yang terkena pengurangan anggaran, agar diprioritaskan masuk 2017, sehingga tidak ada program pemerintah yang terhenti atau terpotong tetapi dia terpenuhi di 2017," jelas dia.
Kemudian pada 2017, kata Menkeu, harus mulai disiapkan dari sisi kelengkapan dokumen termasuk DIPA, Perpres, persiapan procurement, dan lain-lain sehingga pada Januari sudah bisa dimulai terutama bagi kementerian/lembaga dengan jumlah belanja cukup besar.
Sesuai tradisi biasanya, belanja baru bisa terlaksana pada Maret tetapi akan diupayakan bisa dimajukan ke Januari.
"Kenapa penting? Karena pertumbuhan ekonomi harus dijaga momentumnya dan terutama kita intensifikasi dari sisi pemungutan pajak dari tax amnesty, kita bisa menyeimbangkan antara uang yang diambil pemerintah melalui perpajakan, dengan belanja pemerintah," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News