Direktur Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan putusnya hubungan Kemenkeu dengan investment bank tersebut yakni karena riset yang dikeluarkan pada 13 November 2016 dan dinilai tidak akurat dan kredibel.
Riset mengenai global emerging market equity tersebut menurunkan ekuitas Indonesia dua tingkat dari overweight ke underweight.
"Di assessment kita, hasil riset tersebut sangat dipertanyakan karena kelihatannya dilakukan enggak berdasar penilaian yang akurat dan kredibel," kata Robert, di Jakarta, Selasa, 3 Januari.
Yang diputus kontraknya saat itu yakni sebagai dealer utama surat utang negara (SUN), sebagai peserta lelang surat utang syariah negara (sukuk), sebagai anggota panel join lead underwriter untuk penerbitan global bond, dan yang terakhir sebagai bank persepsi yang diputus per 1 Januari 2017.
"Berlaku sejak 17 November 2016. Tapi untuk bank persepsi baru 1 Januari 2017," jelas Robert.
Sebelumnya, JPMorgan merilis hasil riset Trump Forces Tactical Changes pada 13 November 2016 yang mengubah rekomendasi alokasi portofolio bagi investor di sejumlah negara berkembang termasuk Indonesia. Dalam riset tersebut, JPMorgan memangkas peringkat surat utang Indonesia dari overweight menjadi underweight atau turun dua peringkat.
JPMorgan merupakan salah satu diler utama yang memperdagangkan surat utang negara dan salah satu bank persepsi untuk program amnesti pajak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id