"Program penjaminan dari kami ini membantu pelaku UMKM yang selama ini terkendala oleh agunan," kata Kepala Bagian Bisnis dan Surety Jamkrindo Semarang Sovyan Mahardi, seperti dikutip dari Antara, di Semarang, Kamis (21/4/2016).
Menurut dia, untuk bisa dijamin oleh Jamkrindo maka pelaku UMKM tidak harus menyediakan agunan dengan nilai yang terlalu tinggi. "Visi kami adalah menjadi penjamin sektor UMKM. Bahkan hampir 90 persen dana yang kami himpun berasal dari sektor UMKM," jelasnya.
Untuk komposisi dari UMKM sendiri lebih banyak didominasi dari sektor perdagangan. Sementara itu, pihaknya berharap penghimpunan dana untuk tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Bahkan, pihaknya menargetkan ada pertumbuhan sebesar 15 persen dari realisasi tahun lalu.
"Khusus Jawa Tengah untuk tahun lalu kami berhasil menghimpun dana penjamin sekitar Rp20 triliun. Kalau realisasi di 2016 hingga saat ini sudah lebih dari Rp7 triliun," jelasnya.
Hingga saat ini, teknis dari penjaminan tersebut masih melalui perbankan, sehingga pelaku UMKM tidak bisa melakukan penjaminan langsung ke Jamkrindo. Saat ini, pihaknya melakukan penjaminan untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan nonKUR.
"Untuk KUR dana penjamin atau marjinnya disubsidi oleh pemerintah sedangkan untuk nonKUR dibebankan oleh masing-masing kreditur," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News