"Danamon mencatatkan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp814 miliar di kuartal I-2016. Angka ini meningkat 18 persen secara setahunan (yoy) dari kuartal pertama 2015," kata Chief Financial Officer dan Direktur Danamon, Vera Eve Lim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (27/4/2016).
Dirinya menambahkan, laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) juga tumbuh 12 persen menjadi Rp2,2 triliun di kuartal I-2016 dibandingkan setahun sebelumnya. Rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio) di kuartal I-2016 tercatat sebesar 48,7 persen dibandingkan 53,9 persen di kuartal I-2015.
"Hal ini didorong oleh peningkatan efisiensi yang berkelanjutan. Biaya operasional di kuartal I-2016 turun sembilan persen dibandingkan satu tahun sebelumnya menjadi Rp2,1 triliun," lanjut dia.
Danamon, lanjut Vera, juga fokus pada mesin pertumbuhan barunya yaitu Perbankan Komersial, Perbankan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Perbankan Konsumer serta Transaction Banking. Mesin baru ini akan melengkapi kekuatan Danamon saat ini di segmen mass market.
"Kami meluncurkan jaringan penjualan dan distribusi (sales & distribution) baru kami, yang akan memberikan layanan yang lebih baik bagi nasabah Danamon. Bisnis kami di berbagai segmen tersebut juga akan didukung oleh pemanfaatan teknologi dan sumber daya manusia yang telah diperbarui," pungkasnya.
Di kuartal I-2016, Danamon mengembangkan satu fitur inovatif dalam layanan transaction banking, yaitu fasilitas trade finance dalam mata uang Yuan untuk mendukung bisnis lokal dalam perdagangan dengan Tiongkok, yang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News