Direktur Utama MTF Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan upaya ini menunjukan komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Dari total pembiayaan tersebut, sebesar 72,78 persen disalurkan untuk passenger car, 19,57 persen untuk kendaraan komersial, 7,46 persen alat berat dan lain-lain.
"Hal ini tercermin dari hasil upaya perusahaan dalam menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan sejalan melalui penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor di 2017," kata dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2018.
Dari wilayah distribusinya, 23,21 persen pembiayaan MTF disalurkan di wilayah Jabodetabek, dan 76,79 persen tersebar di berbagai wilayah seluruh Indonesia termasuk di Indonesia Timur. Peningkatan pembiayaan di Indonesia Timur dipicu pembukaan kantor cabang baru di tahun 2017, yakni Jayapura, Ambon dan Sorong.
"Salah satu hal yang membanggakan adalah, pertumbuhan pembiayaan di wilayah Indonesia Timur cukup tinggi yakni mencapai 27 persen. Kami optimistis pertumbuhan bisnis di Indonesia Timur akan semakin baik, sejalan dengan gencarnya pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah," jelas dia.
Sedangkan dari sisi aset, MTF juga mencatatkan kenaikan sebesar 29,2 persen menjadi Rp14,7 triliun di tahun 2017, sementara laba bersih mencapai Rp350,2 miliar atau naik 4,5 persen. Meski gencar melakukan ekspansi, MTF menjaga kualitas kredit, dengan tingkat Non Performing Loan (NPL) mencapai 0,8 persen, jauh lebih baik dari tahun lalu sebesar 1,49 persen.
"Melihat semakin maraknya pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah di Indonesia, MTF melihat peluang pertumbuhan bisnis pembiayaan akan lebih menjanjikan sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia. Untuk itu MTF kembali akan memperluas jaringan layanan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News