"Banyak banget tempat butuh kita termasuk ke Tiongkok," kata dia ditemui di Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa, 4 Februari 2020.
Yasin menuturkan ekspor tahun ini sudah memperhitungkan surplus beras dari kemungkinan panen tujuh juta ton di Maret sampai April mendatang. Sementara kebutuhan dalam negeri hanya mencapai 2,4 juta ton per bulan.
"Kita panen raya nanti Maret-April dan kemungkinan kita di atas 5-7 juta ton dankebutuhan kita hanya 2,4 juta dalam satu bulan," terangnya.
Menurutnya, persiapan ekspor sudah dimulai Januari lalu. Persiapan itu mulai dari kesiapan lahan, penanaman bibit, irigasi, hingga diplomasi perdagangan dengan negara tujuan ekspor.
"Insyaallah kita ekspor beras pada saatnya, kita sedang mempersiapkan itu," tambah dia.
Lebih lanjut, Yasin memastikan beras premium untuk ekspor ini tidak akan mengandalkan stok beras Bulog. Pasalnya, cadangan beras Bulog sebanyak 2,1 juta ton diperuntukkan bagi konsumsi dalam negeri.
"Oh jangan cadangan Bulog. Kita buat sendirilah. tentu saya harus meng-hire apa yang menjadi harapan dan kebutuhan negara tujuan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News