"Ini bisa menjadi peluang kreativitas pelaku usaha mikro untuk membuat tas yang ramah lingkungan. Warga bisa membuat tas yang menarik. Misalnya, tas dari sisa kain perca," kata Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta, dalam konferensi pers Plastik Berbayar, di Epicentrum Walk, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (24/2/2016).
Tutum melanjutkan, Aprindo bisa memfasilitasi warga yang ingin menjual tas ramah lingkungan di minimarket atau supermarket. Ia menambahkan, bagi Corporate Social Responsibility (CSR) yang ingin menyumbang tas belanja, pihaknya pun siap memfasilitasi.
"Kalau ada yang mau menjual atau sekadar menaruh cuma-cuma nanti bisa. Kita tidak akan mengambil untung sedikit pun," ujar Tutum.
Dia berharap, penerapan kantong plastik berbayar bisa memancing kesadaran masyarakat untuk membawa kantong belanja sendiri dari rumah. Jika berhasil, maka penumpukan sampah plastik berkurang.
Hal itu dikarenakan jumlah sampah plastik semakin meningkat tiap harinya. Masalahnya, bahan itu sangat sulit diurai. Hingga seratus tahun pun terkadang masih tetap ada.
Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.1230/PSLB3-PS /2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar, Aprindo menetapkan Rp200 untuk kantong plastik.
Aprindo memberi tarif kantong plastik berbayar sebesar Rp200 selama masa sosialisasi dan edukasi. Harga tersebut sudah disubsidi oleh peritel agar tidak memberatkan konsumen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News