Ketua Umum Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia Tony Tanduk dengan tegas membantah pernyataan Susi. "Enggak ada itu tujuh samurai," kata Tony saat dihubungi Metrotvnews.com, Jakarta, Rabu 2 Juli 2017.
Dia mengkritisi sikap Susi yang membuat pernyataan di tengah-tengah polemik stok garam yang langka. Susi diharapkan segera membuktikan tuduhan terhadap tujuh kartel tersebut.
"Itu harus dibuktikan jangan buat statemen doang, siapa tujuh samurai itu, dia harus buktikan," ujarnya.
Tony mengatakan ketimbang membuat pernyataan yang menyulut polemik baru, Susi seharusnya melaporkan dugaan adanya tujuh kartel itu ke Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU).
"Kalau urusan kartel kan ke KPPU tidak boleh lah menteri ngomong gitu, lapor aja ke KPPU, enggak bagus itu seorang pejabat bicara begitu," kata Tony.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah menyorot kelangkaan stok garam di tanah air. KKP bersama lembaga lain akhirnya menggelar rapat koordinasi menelusuri penyebab kelangkaan garam.
Susi menduga ada tujuh kartel yang bermain sehingga ketersediaan garam di tanah air langka. Alasannya, kebocoran garam impor yang dilakukan industri importir garam pernah terjadi beberapa waktu lalu.
Di mana industri itu melakukan impor lebih dari kapasitas produksi yang mengakibatkan separuh lebih garam bocor ke pasar konsumsi. Parahnya, garam impor itu masuk saat petambak panen dan membuat harga petambak jatuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News