Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Karyawan Gunarso mengungkapkan, impor daging kerbau seluruhnya berasal dari India. Tujuan impor mendukung langkah Kementerian Perdagangan (Kemendag) merealisasikan Harga Eceran Tertinggi (HET) daging beku sebesar Rp80 ribu per kilogram (kg).
Posisi stok daging kerbau yang ada di Bulog saat ini sebanyak 35,4 ribu ton atau berkurang hampir 50 persen dari posisi awal tahun sebesar 70 ribu ton. Sisa stok yang ada saat ini bakal dilempar ke masyarakat untuk menjamin harga daging selama Ramadan hingga Lebaran.
"Dari awal kami lempar kepada masyarakat sekarang sisa 35 ribu ton. Jadi kurang lebih yang sudah kami lepaskan 35 ribu ton. Sisa 35 ribu ton kita jamin cukup aman untuk kebutuhan Ramdan," ujar Wawan, sapaan akrab Karyawan Gunarso dalam sebuah diskusi di Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Minggu 28 Mei 2017.
Penambahan 51 ribu ton daging kerbau, lanjutnya, dilakukan secara bertahap. Tahap awal 5.000 ton sehingga total stok yang ada di gudang Bulog sebanyak 40 ribu ton. Dari 51 ribu ton ini, secara bertahap Bulog datangkan 5.000 ton untuk menambah yang 35 ribu ton.
"Kita datangkan 5.000 ton dulu di minggu ini sehingga minggu depan kita sudah punya 40 ribu ton," papar Wawan.
Menurutnya, animo masyarakat terhadap daging kerbau cukup tinggi. Mendatangkan daging kerbau diperuntukkan sebagai pemenuhan kebutuhan protein bagi masyarakat. Jadi masyarakat bisa memilih daging sapi yang segar.
"Tentu dengan harga katakan sekarang ini di atas Rp160 ribu atau daging kerbau dengan karakter karbohidrat lebih sedikit, lemak lebih sedikit tapi serat lebih tinggi," pungkas Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News