"Yang jelas ada banyak SPBU siap dibangun SPBG. Di Jabodetabek ada 700-an SPBU. Di Jawa-Bali 3.000-an SPBU. Ambil 10% SPBU yang tanahnya luas, dilewati jaringan pipa, pakai mother station dan daughter station. Dari situ bisa dipetakan lokasi SPBU di Jakarta Barat, Timur, Pusat, Selatan, Utara," papar Ketua Hiswana Migas Eri Purnomo Hadi seusai menghadiri forum bisnis CNG di Jakarta, Kamis (27/3/2014).
Namun, bertambahnya SPBG harus diimbangi dengan kendaraan yang datang agar pengusaha bisa untung dan cepat balik modal.
"Sekarang mobil yang datang sedikit banget. Kayak di Palembang, cuma sembilan mobil sehari. Bahkan sudah ada SPBG di Pluit yang tutup gara-gara minim mobil. Minimal mesti ada 1.000 kendaraan per hari yang datang ke SPBG supaya pengusaha bisa dapat margin," jelasnya.
Maklum, investasi membangun SPBG yang dibuat di area SPBU minimal Rp3 miliar. Rinciannya Rp1,5 miliar untuk membeli tabung gas (minimal 1 tabung), dispenser, dan perizinan impor. Sisanya untuk pipa, scraber (alat untuk menghilangkan kotoran dan debu), dan dryer (alat untuk mengeringkan air pada tabung)," hitungnya.
Agar volume kendaraan yang datang ke SPBG meningkat, pihaknya meminta pada industri otomotif untuk memperbanyak produksi dan menjual mobil berbahan bakar gas. "Dalam setahun, industri otomotif menghasilkan sekitar satu juta mobil. Harusnya mereka diwajibkan menjual di showroom 10% kendaraan ber-BBG per tahun. Ini berarti sekitar 100 ribu per tahun yang dijual atau sekitar 10 ribu/bulan kendaraan yang harus dijual," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News