Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian Muhammad Syakir mengatakan, saat ini pihaknya tengah memanfaatkan lahan rawa lebak dalam menanam padi inpara 10. Menurutnya rawa lebak sangat cocok untuk menanam padi pada saat musim kemarau yang berkepanjangan.
"Kendala rawa lebak adalah kesuburan dan sifat kimia tanah, tinggi, dan lama genangan. Namun pada kondisi musim kemarau lama dan tinggi, genangan pada lahan tersebut semakin turun sehingga lahan potensia untuk pengembanagn pertanian tanaman pangan semakin luas," ujar Muhammad Syakir saat ditemui di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (22/9/2015).
Dirinya menambahkan, total luas lahan rawa lebak yang dapat dimanfaatkan pada kondisi iklim normal sebesar 564,2 ribu hektare (ha). Namun pada saat elnino, air di rawa menjadi surut sehingga luas tanam sawah bertambah sekitar 237,7 ha.
"Karena air di rawa surut saat el nino, jadi luas tanam sawah bertambah sekitar 237,7 ha. Sehingga total luas lahan rawa yang dapat dimanfaatkan pada kondisi musim kemarau adalah 801,9 ha," ungkap Muhammad Syakir.
Menurutnya dengan pemanfaatan lahan sawah rawa lebak ini, potensi kontribusi lahan rawa terhadap produksi beras nasional sekitar 14 persen atau enam sampai delapan juta ton dengan tingkat produktivitasnya empat ton/ha GKG.
Adapun peluang peningkatan luas tanam di lahan rawa pada saat musim kemarau adalah pada lahan rawa lebak yang tersebar di empat provinsi. Diantaranya Provinsi Sumatera Selatan, Riau, Lampung, dan Kalimantan Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News