Ketua Umum DPP REI, Soelaeman Soemawinata mengatakan, salah satu hambatan yang dihadapi pengembang adalah masalah perizinan. Selain itu modal yang terbatas bagi pengembang-pengembang kecil di daerah juga menghambat terwujudnya program tersebut.
"Kadang-kadang mereka memiliki keterbatasan modal, jadi kita mendorong untuk menggenjot pengembang besar dan pengembang kecil di daerah," kata dia di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Kamis 14 September 2017.
Keterbatasan infrastruktur pendukung juga membuat pembangunan rumah sulit dilakukan. Sebut saja keterbatasan jalan, ketersediaan listrik dan air yang sebetulnya harus dipenuhi sebelum menyediakan hunian bagi masyarakat.
"Kita akan membuat rumah sebaik mungkin dalam konteks membangun fisiknya. Kalau airnya ga sampai got, kulitasnya jelek, itu kan salah kita. Tapi kalau menyangkut domain lain kita kan enggak bisa kontrol, jadi enggak bisa dibilang itu tanggung jawab kita," jelas dia.
Di sisi lain, upaya untuk menyediakan rumah juga tergantung daripada bank yang memberikan pembiayaan kepada masyarakat. Apalagi sebelum pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR), masyarakat membutuhkan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi.
Untuk tahun ini, REI menargetkan pembangunan 200 ribu unit rumah murah guna mendukung Program Sejuta Rumah. Sampai dengan Juli 2017, realisasi pembangunannya diklaim sudah mencapai 108 ribu unit yang tersebar di berbagai daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News