Ilustrasi. Foto : MI/Adam Dwi.
Ilustrasi. Foto : MI/Adam Dwi.

Pemberdayaan UMKM Senjata Ekonomi Indonesia

Ilham wibowo • 21 Oktober 2019 16:44
Jakarta: Langkah Presiden Joko Widodo memperkuat pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dinilai tepat untuk menghadapi dampak buruk perang dagang dan pelemahan ekonomi global. Kegiatan usaha di tanah air perlu terus bertumbuh. 
 
Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengatakan sektor UMKM memegang peranan besar dengan kontribusinya yang melibatkan tenaga kerja nasional mencapai 96 persen. Pada 2019, total kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional juga dapat melebihi 65 persen atau sekitar Rp2.394 trilliun. 
 
"Di tengah perang dagang antara AS dan Tiongkok atau perang dagang dunia ini yang bisa memperkuat ekonomi Indonesia adalah kelangsungan usaha domestik," kata Ikhsan kepada Medcom.id, Senin, 21 Oktober 2019. 

Ikhsan sepakat peran besar sektor UMKM tersebut perlu diperkuat dengan payung hukum baru dalam upaya pemberdayaan. Sehingga, perekonomian Indonesia bakal kuat dan tahan dari ancaman resesi global. 
 
"Nah pasar domestik ini siapa yang harus berperan ya pasti UMKM. Maka UU atau aturan agar UMKM  bisa berdaya adalah membuat UU baru terhadap pemberdayaan UMKM," ungkapnya. 
 
Langkah tepat pro terhadap UMKM lokal, kata Ikhsan, telah dilakukan Presiden Jokowi di hadapan perwakilan negara tetangga saat acara pelantikan di gedung MPR. Presiden Jokowi juga berkomitmen dengan menegaskan keinginannya untuk menghapus regulasi yang menghambat melalui omnibus law. 
 
"Pak Jokowi membuat omnibus law meminta kepada DPR merumuskan tentang pemberdayaan UMKM di Indonesia. Sistem omnibus law ini adalah peraturan atau hukum yang menerobos UU sebelumnya yang menjadikan UU ini hanya itu saja, tidak ada lagi yang lain," tutur Ikhsan. 
 
Ia menambahkan sosok kandidat menteri yang mengerti masalah pengembangan dan pemberdayaan UMKM jadi penting di era disrupsi saat ini. Akumindo pun siap memberikan masukan detail untuk membantu penyusunan payung hukum baru tersebut. 
 
"Parameter menteri yang dipilih harus paham betul UMKM, kalau tidak paham bisa pilih narasumber yang benar dan akhirnya bisa dirumuskan bersama. Politikus atau profesional itu urusan lain, ini kan jabatan menteri jabatan politik jadi terserah pak presiden," ucapnya. 
 
Pemerintah Tancap Gas untuk UMKM
 
Presiden Joko Widodo langsung mengusulkan pembentukan dua undang-undang kepada DPR. Dua undang-undang itu disebut bakal menyederhanakan regulasi yang ada saat ini.
 
"Pertama, Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja. Kedua, Undang-Undang Pemberdayaan UMKM," kata Jokowi dalam pidatonya usai dilantik di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
 
Menurut Jokowi, masing-masing UU tersebut akan menjadi omnibus law. Dalam arti, satu UU bakal merevisi beberapa regulasi sekaligus.  "Bahkan puluhan UU yang menghambat penciptaan lapangan kerja langsung direvisi sekaligus. Puluhan UU yang menghambat pengembangan UMKM," ucap Jokowi. 
 
Jokowi mengatakan inisiasi tersebut merupakan upaya pemerintah mewujudkan birokrasi yang efektif. Jokowi bertekad memangkas segala regulasi yang berbelit selama lima tahun mendatang. "Segala bentuk kendala regulasi harus kita sederhanakan, harus kita potong, harus kita pangkas," tegas Jokowi. 
 
Pemerintah bakal terus menyederhanakan birokrasi secara besar-besaran. Investasi untuk penciptaan lapangan kerja juga harus diprioritaskan. "Prosedur yang panjang harus dipotong. Birokrasi yang panjang harus kita pangkas," ucap Jokowi.
 
Pemberdayaan Perlu Konsisten
 
Chief Executive Officer (CEO) Blibli.com Kusumo Martanto menilai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sangat berpotensi untuk terus berkembang dengan memanfaatkan platform digital. Karenanya  diperlukan konsistensi dengan berbagai dukungan, termasuk pembinaan maupun mentoring.
 
Dukungan Blibli.com untuk creativepreneur bukan sekadar komitmen tapi diwujudkan dalam tindakan memajukan industri kreatif di Indonesia serta memberikan ruang memberdayakan industri kecil menengah lokal asli Indonesia. Agar usahanya meningkat dan dapat memaksimalkan platform digital yang kian marak menunjang pengembangan usahanya.
 
"Maka dari itu, terwujudlah program kompetisi The Big Start Indonesia," ujar Kusumo dalam acara The Big Start di JCC Jakarta, Senayan.
 
Saat ini masih banyak pelaku UMKM yang belum menjalankan usahanya dengan menggunakan patform digital. Dari waktu ke waktu trend tersebut terus meningkat disertai peningkatan kualitas dari produk-produk yang dijual oleh pelaku UMKM.
 
Kusumo menilai meski perkembangan sektor e-commerce saat ini sudah cukup pesat, sektor ini masih berada di titik awal. Pertumbuhan yang sehat sangat diharapkan dibanding mengandalkan promosi besar-besaran dengan mengedepankan persaingan harga. 
 
"Kita berharap di e-commerce dapat tumbuh dengan sehat sebab bila ada yang bermasalah dikhawatirkan akan memberikan dampak kepada seluruh industri e-commerce yang ada. Pertumbuhan e-commerce sendiri setidaknya per tahun itu 50 persen secara industri, kalau kami tumbuh dua kali hingga tiga kali lipat per tahun," ujar Kusumo.
 
Sebagai wujud nyata mendorong pertumbuhan UMKM dan UKM di e-commerce, pihaknya selalu mengadakan kompetisi creativepreneur ‘Blibli.com Big Start Indonesia’ (BBSI) yang kini sudah memasuki Season 4.
 
"Blibli.com Big Start Indonesia adalah bentuk komitmen kami dalam mendorong perkembangan wirausahawan kreatif yang menjadi mesin dari pertumbuhan industri kreatif," jelas Kusumo.
 
Kompetisi ini diikuti oleh 9.000 peserta yang kemudian diseleksi secara ketat menjadi top 100 produk. Dari 100 produk itu kemudian diseleksi kembali menjadi top 20. Kusumo sendiri menilai dari tahun ke tahun kualitas produk yang ditampilkan pun mengalami peningkatan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan