"Kondisi perekonomian nasional akan semakin membaik pada 2017. Hal ini akan menumbuhkan investasi baru," sebut Menperin Airlangga Hartarto, di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, proyeksi tersebut akan tercapai dengan syarat target pertumbuhan ekonomi 5,1-5,4 persen jadi terwujud.
Selain itu, perlu juga dari saat ini dilakukan perbaikan sumber daya manusia industri yang diharapkan mampu meningkatkan daya saing, efisiensi, dan produktivitas.
Lebih jauh dikatakan, subsektor industri yang diperkirakan tumbuh paling tinggi dan menjadi motor pertumbuhan industri pengolahan nonmigas masih disumbang industri makanan dan minuman. Dari sektor makanan itu, Kemenperin menargetkan pertumbuhan 7,5 persen hingga 7,8 persen.
Baca: Industri Sektor Makanan Meningkat Signifikan
Nilai itu memang lebih kecil jika dibandingkan dengan target proyeksi 2016 yang mencapai 8,5 persen. Namun, angka itu dianggap lebih realistis dalam menghadapi perekonomian pada 2017.
Selain makanan dan minuman, Airlangga menyebut, sektor industri yang masih memberikan sumbangsih besar ialah barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik, industri alat angkutan, serta industri kimia, farmasi, dan obat tradisional.
Menurut Airlangga, angka pertumbuhan industri bisa semakin baik karena pemerintah terus menggenjot pemerataan kawasan industri. Saat ini Kemenperin telah memfasilitasi pengembangan 14 kawasan industri di luar Pulau Jawa.
Pada kesempatan terpisah, pengamat ekonomi Faisal Basri menyatakan kinerja penjualan otomotif di tahun ini menurun. Hal itu disebabkan pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan, pengenaan pajak, dan perubahan harga BBM.
Hal itu juga diamini Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia Gunadi Sindhuwinata. Menurut dia, pada 2016 penjualan sepeda motor di Indonesia diproyeksi mencapai 6,1 juta unit, lebih rendah daripada realisasi penjualan pada 2015 yang berjumlah 6,4 juta unit.
Angka itu pun berada jauh di bawah total penjualan pada 2014 yang mencapai 7,8 juta unit. Walaupun pada 2017 pertumbuhan ekonomi diprediksi akan berada di atas 5 persen, Gunadi mengatakan penjualan sepeda motor tidak akan langsung ikut terdongkrak. (Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News