Deutsche Bank. (FOTO: AFP)
Deutsche Bank. (FOTO: AFP)

Perbankan Indonesia Mewaspadai Krisis di Tubuh Deutsche Bank

Dian Ihsan Siregar • 27 Oktober 2016 16:13
medcom.id, Jakarta: Perbankan dalam negeri harus mewaspadai kirisis yang menimpa Deutsche Bank Jerman. Di mana kasus yang menimpa bank terbesar di Jerman tersebut akan ditentukan nasibnya dalam satu hari ke depan.
 
"Kabar dari Deutsche Bank harus kita waspadai, karena pengaruhnya banyak atau sedikit pasti sampai ke kita (Indonesia)," ucap Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Haru Koesmahargyo‎, ditemui di Seminar Nasional Infobank Outlook 2007 terkait 'Sampai Kapan Masa Sulit Akan Berakhir', di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (27/10/2016).
 
Baca: Saham Deutsche Bank Jatuh Usai Gagal Capai Kesepakatan

Krisis Duetsche Bank, menurut Haru, bagaikan krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) pada 2008. "Krisis yang ada di sana, seperti ‎krisis di 2008 (Amerika)," kata Haru singkat.
 
Sekadar informasi, ‎Deutsche Bank tersangkut gugatan denda sebesar USD14 miliar oleh Pengadilan Federal Amerika Serikat. Gugatan itu a‎tas kasus mortgage-backed securities yang harus dilunasi sebelum masa pemilu Presiden AS berakhir. Jik‎a denda dikenakan maka memicu krisis perbankan secara massif.
 
Managing Director Chief Country Officer Deutsche Bank Indonesia Kunardy Lie sebelumnya mengatakan belum lama ini di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), bahwa kondisi keuangan kantor pusatnya sangat kuat. Sehingga dampak isu tersebut tidak akan terasa pada cabang di Indonesia.
 


 
"‎Modal cukup dan likuiditas besar, baik di pusat maupun di Indonesia," kata Kunardy Lie.
 
Masalah yang menimpa Deutsche Bank, menurut Kunardy Lie, merupakan fenomena siklus ekonomi pada umumnya dan akan segera terselesaikan. Kantor pusat sedang melakukan negosiasi kepada penuntut dan juga terkait denda yang akan dikenakan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan