"Kabar dari Deutsche Bank harus kita waspadai, karena pengaruhnya banyak atau sedikit pasti sampai ke kita (Indonesia)," ucap Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Haru Koesmahargyo, ditemui di Seminar Nasional Infobank Outlook 2007 terkait 'Sampai Kapan Masa Sulit Akan Berakhir', di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (27/10/2016).
Baca: Saham Deutsche Bank Jatuh Usai Gagal Capai Kesepakatan
Krisis Duetsche Bank, menurut Haru, bagaikan krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) pada 2008. "Krisis yang ada di sana, seperti krisis di 2008 (Amerika)," kata Haru singkat.
Sekadar informasi, Deutsche Bank tersangkut gugatan denda sebesar USD14 miliar oleh Pengadilan Federal Amerika Serikat. Gugatan itu atas kasus mortgage-backed securities yang harus dilunasi sebelum masa pemilu Presiden AS berakhir. Jika denda dikenakan maka memicu krisis perbankan secara massif.
Managing Director Chief Country Officer Deutsche Bank Indonesia Kunardy Lie sebelumnya mengatakan belum lama ini di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), bahwa kondisi keuangan kantor pusatnya sangat kuat. Sehingga dampak isu tersebut tidak akan terasa pada cabang di Indonesia.
"Modal cukup dan likuiditas besar, baik di pusat maupun di Indonesia," kata Kunardy Lie.
Masalah yang menimpa Deutsche Bank, menurut Kunardy Lie, merupakan fenomena siklus ekonomi pada umumnya dan akan segera terselesaikan. Kantor pusat sedang melakukan negosiasi kepada penuntut dan juga terkait denda yang akan dikenakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News