Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, ruang pelonggaran kebijakan moneter BI dipengaruhi ketidakpastian global yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Hal ini terkait dengan kebijakan ekonomi AS yang akan diimplementasikan.
"Pelantikan Donald Trump pada Jumat mendatang akan membatasi peluang pelonggaran suku bunga acuan BI pada RDG Januari ini," kata Josua, kepada Metrotvnews.com di Jakarta, Kamis (19/1/2016).
Selain itu, Ketua Federal Reserve atau the Fed Janet Yellen kembali berkomentar bahwa data-data ekonomi AS terus membaik. Ini tentunya akan berimplikasi pada peluang kenaikan suku bunga AS sebesar 75 basis poin yang semakin besar direalisasikan pada tahun ini.
"Dengan dipertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate diharapkan dapat konsisten dalam menjaga stabilitas harga dan stabilitas rupiah di tengah meningkatnya risiko global," jelas Josua.
Dirinya menambahkan, sejumlah kenaikan harga di dalam negeri juga berpotensi menekan inflasi. Dengan demikian, ruang pelonggaran kebijakan moneter BI akan semakin terbatas.
"Mempertimbangkan potensi kenaikan inflasi pada semester I tahun ini yang didorong oleh kenaikan tarif tenaga listrik 900 VA, biaya administrasi BPKB dan potensi kenaikan harga BBM, mempertimbangkan harga minya global," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News