Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pernyataan pers bersama usai bertemu dengan Presiden Vietnam Tran Dai Quang di Istana Kepresidenan Vietnam, Hanoi, pada Selasa, 11 September 2018.
"Dalam tiga tahun belakangan ini tren perdagangan kita cukup baik dan mencapai nilai USD6,8 miliar. Kita ingin nantinya pada 2020 perdagangan kita bisa mencapai USD10 miliar," ujar Jokowi.
Salah satu upaya yang hendak dilakukan kedua negara ialah menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan yang masih terjadi. Termasuk ekspor produk otomotif Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga menyampaikan keinginan para investor Indonesia untuk mengembangkan investasinya di Vietnam. Untuk diketahui, investor Indonesia merupakan salah satu investor tertua dan pertama yang ada di Vietnam.
"Oleh sebab itu, tadi saya menitipkan kepada Presiden Tran Dai Quang untuk dapat melindungi investor Indonesia dan memberikan perlakuan yang adil dan baik," imbuhnya.
Pertemuan bilateral yang dihadiri sejumlah menteri dari masing-masing negara sebelumnya telah dilakukan. Dalam kesempatan itu, kedua negara telah menandatangani dua nota kesepahaman yang disaksikan langsung Presiden Joko Widodo dan Presiden Tran Dai Quang.
Kedua nota kesepahaman dimaksud ialah Rencana Aksi Kemitraan Strategis Indonesia-Vietnam 2019-2023 yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Indonesia dan Menteri Luar Negeri Vietnam.
Pertemuan dilanjutkan dengan komunike bersama untuk memerangi penangkapan ikan ilegal serta mempromosikan tata kelola perikanan berkelanjutan yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Indonesia dan Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam.
Turut hadir dalam pertemuan bilateral tersebut ialah Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Duta Besar RI untuk Vietnam Ibnu Hadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News