Direktur Corporate Banking BNI Putrama Wahju Setyawan membenarkan BNI akan mengucurkan dana sekitar USD500 juta. "Kurang lebih USD500 juta (dana BNI yang dikucurkan dalam sindikasi untuk divestasi Freeport Indonesia)," kata Putrama, saat dihubungi Medcom.id, di Jakarta, Sabtu, 14 Juli 2018.
Putrama tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai asal kucuran kredit tersebut, apakah berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK) atau kas internal perseroan. Ia menegaskan bahwa dana dimaksud berasal dari dana campuran yang sudah ada. Sedangkan untuk tenor dan tingkat suku bunga sedang dibahas.
"Sumber dananya campuran. Indikatifnya demikian. Terms and condition-nya sedang dibicarakan (termasuk untuk tenor dan tingkat suku bunga tersebut)," ucap Putrama.
Lebih lanjut, dirinya tidak memberikan tanggal pasti kapan kredit tersebut mulai diberikan kepada Inalum. Putrama hanya memberikan keterangan bahwa kredit tersebut yakni dalam bentuk kredit sindikasi akan diberikan setelah term and condition selesai dibahas dan masuk ke tahap final.
"Nah itu tadi, term and condition-nya masih didiskusikan," tukas dia.
Adapun Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin pernah mengatakan ada sejumlah bank yang melakukan sindikasi untuk mendanai Inalum membeli saham Rio Tinto di PT Freeport Indonesia. Sindikasi dilakukan lantaran dana yang dibutuhkan sangat besar untuk mengambil saham Freeport Indonesia sehingga memerlukan kerja sama dari pihak lain.
Untuk diketahui, Inalum diamanatkan oleh Pemerintah Indonesia untuk mengambil alih divestasi saham Freeport Indonesia. Guna menyerap saham mayoritas tersebut, Inalum harus mengeluarkan kocek sebesar USD3,85 miliar. Budi mengatakan dana untuk membeli saham itu berasal dari kantong pribadi perseroan serta pinjaman dari sindikasi perbankan.
"Ada 11 bank yang siap membantu mendanai transaksi (untuk membeli saham Freeport Indonesia)," kata Budi.
Sementara untuk keuangan, Budi mengatakan, Inalum beserta anggota Holding Tambang memiliki kas sekitar USD1,5 miliar yang bisa digunakan untuk transaksi divestasi. Adapun mantan Dirut Bank Mandiri ini menargetkan akan menyelesaikan transaksi divestasi pada Agustus.
"Komposisi pendanaan masih didiskusikan. Tapi posisi kas Inalum (holding) sendiri kan mendekati USD1,5 miliar," pungkas Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id