Ilustrasi. (FOTO: Medcom.id/Kautsar Widya)
Ilustrasi. (FOTO: Medcom.id/Kautsar Widya)

Ekspor Furnitur RI Tembus USD1,69 Miliar

Ilham wibowo • 11 Maret 2019 07:26
Jakarta: Berbagai produk unggulannya yang unik dan kompetitif industri furnitur nasional kini diakui mampu menunjukkan daya saing di kancah global. Nilai ekspor tercatat terus naik.
 
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan industri furnitur merupakan salah satu sektor strategis dalam menopang perekonomian nasional. Kemampuan sektor padat karya berorientasi ekspor ini  ditopang ketersediaan bahan baku, sumber daya manusia (SDM), dan desain menarik.
 
"Industri furnitur berperan penting dalam mendukung kebijakan hilirisasi industri karena berbasis sumber daya alam lokal, yang terus dipacu nilai tambahnya," kata Airlangga melalui keterangan resmi, Senin, 11 Maret 2019.

Kinerja ekspor dari industri furnitur Indonesia dalam tiga tahun terakhir memperlihatkan tren yang positif. Pada tahun 2016, nilai ekspornya sebesar USD1,60 miliar, naik menjadi USD1,63 miliar di 2017. Sepanjang 2018, nilai ekspor produk furnitur nasional kembali mengalami kenaikan hingga USD1,69 miliar atau naik 4 persen dibanding 2017.
 
"Kami bertekad untuk semakin memacu kinerja ekspor furnitur. Apalagi, dengan potensi bahan baku yang kita miliki," ungkap Menperin.
 
Indonesia merupakan penghasil 80 persen bahan baku rotan dunia, dengan daerah potensial rotan di Indonesia yang tersebar di berbagai pulau, terutama di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra.
 
Selain itu, sumber bahan baku kayu di Indonesia juga sangat besar, mengingat potensi hutan yang sangat luas hingga 120,6 juta hektare (ha) dengan terdiri dari hutan produksi mencapai 12,8 juta ha.
 
"Potensi sumber daya alam yang melimpah ini, seyogyanya dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung perekonomian bangsa serta untuk kesejahteraan masyarakat," paparnya.
 
Menurut Airlangga, pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi industri furnitur nasional. Beberapa kebijakan digulirkan antara lain melalui program bimbingan teknis produksi, promosi dan pengembangan akses pasar, serta penyiapan SDM industri furnitur yang kompeten.
 
Guna mencapai sasaran tersebut, Kemenperin telah memfasilitasi pembangunan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah.
 
"Kami berupaya untuk menciptakan tenaga kerja terampil dan inovatif yang mampu meningkatkan daya saing industri furnitur di dalam negeri," kata Airlangga.
 
Menperin menambahkan dalam upaya menggenjot daya saing industri furnitur nasional, diperlukan kreativitas dan inovasi desain produk yang mengikuti selera pasar terkini. Hal tersebut dimaksudkan agar mampu kompetitif hingga kancah global.
 
"Artinya, industri furnitur harus mampu creating the needs, deliver the needs atau menciptakan sekaligus memenuhi kebutuhan. Apalagi, kita kaya dengan budaya,” papar Ketua Umum Partai Golkar ini.
 
Airlangga menyambut baik dengan penerapan sistem ganda yakni 70 persen praktik dan 30 persen teori pada proses pembelajaran di Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu. Konsep dual system yang dikembangkan Swiss tersebut, diyakini akan menghasilkan lulusan yang benar-benar sesuai kebutuhan masa depan, terutama dalam memasuki era industri 4.0.
 
Lebih lanjut, pembangunan politeknik di kawasan industri dilakukan sebagai salah satu program prioritas Kemenperin dalam pengembangan pendidikan vokasi industri. Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang ingin tahun ini lebih fokus untuk gencar melakukan berbagai program dalam membangun kualitas SDM Indonesia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan