Perry menekankan keuangan inklusif bisa meningkatkan produktivitas masyarakat terutama perempuan dan menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Namun tentu perlu adanya sinergi antarsemua pemangku kepentingan.
"Sinergi antara pemerintah dengan swasta, sinergi sosial program dengan pengembangan UMK. Tanpa itu enggak akan ada produktivitas," kata Perry di Nusa Dua, Bali, Minggu, 14 Oktober 2018.
Perry bilang besarnya jumlah UMKM di Indonesia dapat digunakan untuk meningkatkan akses keuangan yakni melalui peningkatan kapasitas. Dengan peningkatan kapasitas pengusaha UMKM, layanan perbankan pun akan datang kepada para pengusaha.
Dirinya juga mengatakan mayoritas pelaku UMKM merupakan perempuan. Sehingga hal ini digarapkan ndapat membantu mengatasi ketimpangan gender dalam inklusi keuangan.
Lebih lanjut dirinya bilang perkembangan digital saat ini bisa digunakan untuk menjangkau kelompok masyarakat yang selama ini belum memiliki akses keuangan. Mengingat masyarakat saat ini banyak yang telah mendapatkan akses teknologi.
"130 juta penduduk Indonesia menggunakan media sosial mereka tersambung dengan layanan digital," jelas Perry.
Selain keuangan inklusif, seminar membahas dua topik besar lainnya yaitu outlook global dari perspektif kebijakan ekonomi dan moneter serta tatanan global yang terbuka dan stabil. Seluruh pembicara yang hadir adalah tokoh prominen dalam bidang ekonomi.
Di antaranya Mark Carney (Gubernur Bank Sentral Inggris), Haruhiko Kuroda (Gubernur Bank Sentral Jepang), Yi Gang (Gubernur Bank Sentral Tiongkok). Bertindak sebagai moderator adalah Tharman Shanmugaratnam, Deputi Perdana Menteri Singapura sekaligus Ketua G30.
Dengan mendatangkan para pembicara yang ahli di bidangnya diharapkan dapat mendorong pemahaman dan perspektif yang baik., khususnya bagi otoritas, untuk semakin memperbaiki penyusunan kebijakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id