Ilustrasi -- ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan
Ilustrasi -- ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan

Ciptakan Pasar Kompetitif, Harga Semen Nasional akan Diratakan

Husen Miftahudin • 11 Februari 2015 17:42
medcom.id, Jakarta: Pemerintah Indonesia terus menggenjot pembangunan, utamanya terkait infrastruktur. Hal ini dimaksudkan agar Indonesia siap menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah di depan mata.
 
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, mengatakan, pemerintah akan menggenjot produksi semen asal Indonesia untuk mendukung pembangunan infrastruktur tersebut. Caranya, dengan menurunkan harga semen di pasaran agar para industri semen nasional semakin kompetitif dan bergairah.
 
Sofyan menjelaskan, jika investasi terkait pembangunan infrastruktur Indonesia terus berdatangan, maka kebutuhan semen nasional akan merasakan imbasnya. Oleh karena itu, dengan penurunan harga semen, kompetisi industri semen juga akan semakin lebih baik.

"Ada kompetisi itu yang bagus. Bahkan kalau investasi (infrastruktur) kita tercapai, kebutuhan semen meningkat luar biasa. Yang penting ada kompetisi," kata Sofyan, saat ditemui di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 44, Jakarta Selatan, Rabu (11/2/2015).
 
Lebih lanjut, ia mengungkapkan selama ini harga semen diatur oleh produsen itu sendiri. Sehingga semen nasional kurang bergairah. Maka itu, pemerintah akan menentukan sekaligus menurunkan harga semen sebanyak Rp3.000 per sak menjadi Rp60 ribu.
 
"Jangan mereka saling menentukan harga selama ini. Anda lihat, harga semen selama ini tidak berkompetisi, Semen Indonesia diturunkan agar itu mulai berkompetisi, karena kalau yang lain tidak turun, maka pasarnya akan dimakan Semen Indonesia," papar dia.
 
Menurut dia, saat ini hanya ada beberapa pabrik semen di Indonesia. Kebijakan dan langkah ini jelas dibutuhkan untuk mendukung pasokan semen demi pembangunan infrastruktur besar-besaran.
 
"Siapa saja boleh, silakan bangun. Kita membutuhkan semen untuk infrastruktur seperti jalan tol. Karena kalau tidak, kita akan kekurangan semen, insinyur, tenaga teknik dan lain-lain," tutup Sofyan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan