Dalam diskusi dengan media di Jakarta, Kamis (10/7/2014) Sekretaris SKK Migas Gde Pradyanan mengatakan kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan agar terhindar dari suasana yang tidak menggembirakan terkait cadangan yang terus menurun.
"Saat ini hanya produksi minyak di blok Cepu yang menjadi andalan untuk meningkatkan produksi," ujarnya.
Gde mengatakan produksi minyak diharapkan dapat meningkat dari produksi di Cepu. "Target produksi di atas 900 ribu akan tercapai pada pertengahan 2015," tambah dia.
Gde mengatakan produksi Cepu akan berada pada puncaknya di kuartal 3 tahun depan atau di bulan Juni sebesar 165 ribu barel per hari. Namun, produksi tersebut hanya dapat dicapai dalam beberapa bulan sehingga rata-rata produksi tahunan dapat dinaikkan. Sementara itu, realisasi penerimaan yang berasal dari sektor migas hingga bulan Juni ini sebesar USD 17,6 miliar atau baru 59% dari target yang ditetapkan APBNP sebesar USD 29,7 miliar. "Untuk penyerapan biaya cost recovery sudah terserap 62% atau USD9,3 miliar dari penetapan APBNP sebesar USD 15 miliar."
Gde mengatakan, untuk produksi gas tidak terlalu bermasalah karena tren produksinya cenderung naik. Dalam APBNP ditetapkan produksi gas sebesar 6853 MMSCFD. Dan hingga Juni realisasinya sudah melebihi ketetapan sebesar 6897 MMSCFD.
"Tantangan dalam industri hulu migas adalah dalam upaya meningkatkan eksplorasi yang mulai bergeser ke wilayah timur Indonesia untuk melakukan eksplorasi di laut dalam," ujarnya.
Dalam upaya melakukan eksplorasi di laut dengan kedalaman lebih dari 200 meter perlu persiapan khusus seperti jalan dan akses pelabuhan untuk menunjang operasi perminyakan. "Meskipun begitu, namun akan lebih banyak ditemui kandungan gas dibanding minyak di wilayah timur." Peta cadangan saat ini menurutnya sebagian besar adalah gas. "Gas cadangannya di timur. Sebanyak 99,77 tscf adalah cadangan terbukti dan sebanyak 50,21 tscf adalah cadangan potensial."
Gde mengatakan wilayah kerja migas di Indonesia sudah jauh meningkat bila dibandingkan tahun 2001 yang lalu. "Saat ini jumlah wilayah kerja sebanyak 321. 80 wilayah kerja sudah masuk ke tahap produksi dan sekitar 241 masih tahap eskplorasi termasuk yang unconventional."
Sampai dengan Desember 2013 minyak yang sudah diproduksi sebanyak 44,696 miliar barel. Sisa cadangan minyak dan kondesat rata-rata sebesar 187 juta barel/tahun hingga tahun 2013. Ia mengatakan, meskipun saat ini kegiatan eksplorasi gencar dilakukan, namun banyak yang tidak menghasilkan apa-apa.
Lebih lanjut, Gde mengatakan meskipun begitu, Indonesia masih memiliki daya tarik yang tinggi untuk investasi sektor migas. Hingga bulan Juni sudah masuk investasi sebesar USD25,54 miliar di sektor migas. Pada tahun lalu nilai investasi migas yang masuk sebesar USD21,5 miliar.
"Biaya investasi eksplorasi dan jumlah pengeboran di Indonesia masih tinggi dibanding ngara lain. Jumlah kontrak ini menunjukan Indonesia masih menarik minat investasi migas. Tren ini konsisten," tutur dia.
Minat investasi memang terus meningkat meskipun belum berhasil menemukan cadangan-cadangan yang signifikan sehingga membuat beberapa kontraktor yag gagal melakukan penemuan cadangan keluar dari Indonesia. Meskipun begitu, Gde mengatakan iklim investasi di Indonesia perlu diperbaiki terkait kemudahan perizinan dalam upaya eksplorasi cadangan-cadangan baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News