Ilustrasi: Pembobolan ATM. Foto: Medcom.id/Mohammad Rizal.
Ilustrasi: Pembobolan ATM. Foto: Medcom.id/Mohammad Rizal.

OJK dan BI DIY Terima Laporan Kasus Skimming ATM

Patricia Vicka • 21 Maret 2018 06:00
Yogyakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerima dua laporan kasus pencurian uang dengan metode skimming ATM. Kedua laporan diterima secara terpisah melalui surat dan laporan langsung.
 
Kepala OJK DIY Untung Nugroho menjelaskan pihaknya meminta korban untuk melaporkan masalah ke bank yang bersangkutan. Namun ia enggan menyebutkan nama bank yang terkena kasus skimming. 
 
"Satu orang kemudian mengaku sudah diganti uangnya oleh bank dan satu lagi dalam proses penyelesaian," ujar Untung di kantornya di Yogyakarta, Selasa 20 Maret 2018.

Menurut Untung, pencurian uang di mesin ATM dengan metode skimming bukanlah hal baru. Skimming banyak terjadi di mesin ATM yang jauh dari kantor bank. Biasanya makin jauh letak mesin ATM, makin lemah juga pengawasannya. Para pelaku menggunakan kesempatan ini untuk menarik uang nasabah. 
 
"Pengawasan ATM biasanya terpusat. ATM makin jauh dari bank, tingkat pengamatan ATM makin berkurang. Kesempatan ini dipakai pelaku buat tempelin alat-alat skimming di keyboard pin atau di dekat tombol pin. Tujuannya supaya bisa merekam pin nasabah," tutur dia
 
Mencegah kejadian terulang, OJK pusat sudah memanggil seluruh perwakilan pengurus pusat  perbankan untuk mengecek ulang keamanan pada mesin-mesin ATM. OJK DIY juga sudah memanggil perwakilan Bank BPD DIY untuk meningkatkan keamanan di seluruh mesin ATM.
 
"Kami juga sudah minta bank menambahkan alat penutup di atas tombol penekan pin untuk melindungi data diri nasabah. Sekarang OJK sedang evaluasi, kami akan tegur bank yang nasabahnya paling sering kena penipuan dan kehilangan uang,"pungkas dia.
 
Terpisah Kepala Bank Indonesia Wilayah DIY,  Budi Hanoto mengatakan pihaknya juga menerima aduan hilangnya dana nasabah akibat skimming. Namun ia enggan menyebutkan jumlah aduan.
 
"Kami terima aduan satu dari bank pemerintah, satunya bank daerah. Jumlah aduannya saya lupa ada berapa nasabah,"ucap Budi tanpa menyebutkan jumlah nasabah yang menjadi korban.
 
Pihak BI segera memanggil bank yang bersangkutan untuk mengklarifikasi dan menyelesaikan masalah ini. Pihak bankpun sudah mengganti dana nasabah yang hilang. 
 
"Kami sudah minta bank untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan di sekitar mesin ATM. Dicekin lagi apakah ada alat atau kamera skimming yang nempel," jelas Budi.
 
Agar tak menjadi korban skimming, otoritas moneter mengimbau nasabah untuk tidak membocorkan nomer pin ATM dan data diri terperinci seperti tanggal lahir, nama orangtua, alamat dan nomer KTP kepada siapapun termasuk pihak bank. 
 
Dia mengimbau agar password ATM sebaiknya diganti secara berkala dan tidak menggunakan angka berulang yang sama. Selain itu bagi pengguna mobile atau internet banking, Budi menyarankan untuk tidak menyimpan nomer pin di dalam handphone atau layar komputer dan laptop. 
 
"Kalau HP atau laptop atau komputer berpindah tangan, pin bisa dipakai pihak-pihak enggak bertanggung jawab. Saat bertransaksi online, hindari pakai wifi umum. Lebih aman pakai pulsa kartu ponsel pribadi," ujar Budi.
 
Jika kartu ATM tertelan, nasabah diminta tidak panik. Biarkan saja kartu dalam mesin dan segera datangi kantor bank terdekat atau menghubungi call center resmi bank.
 
Terakhir, sebelum mengambil uang periksa terlebih dahulu mesin ATM. Pastikan tidak ada kamera atau alat pengintai dimesin ATM.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SCI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan