"Bisa dibilang bahwa mereka satu rakyat sehati untuk memerangi korona, berarti saya optimistis bahwa Tiongkok mampu," kata Wakil Ketua Kadin Indonesia Komite China Haris Chandra ditemui di kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Selasa, 11 Februari 2020.
Haris mengaku menyaksikan langsung apa yang telah dilakukan para pengusaha di Tiongkok bahu-membahu menyelamatkan negaranya dari ancaman serius virus mematikan. Sejauh ini, Pemeritah Tiongkok memberikan kemudahan izin kepada perusahaan teknologi yang ingin ikut memproduksi masker.
"Pemerintah betul-betul mendukung apa yang terjadi di Tiongkok, Xiaomi yang merupakan pabrik handphone sekarang dia juga produksi masker termasuk Foxconn dan Wanda salah satu developer terbesar di Tiongkok juga memproduksi masker," ungkap Haris.
Kebutuhan masker saat ini menjadi yang terpenting sebagai pencegahan agar virus korona tak menjangkiti lebih banyak masyarakat. Para pelaku usaha Tiongkok sadar betul investasi yang ditanam perlu dijaga, termasuk menjaga sumber daya manusia sebagai tenaga kerja industri.
"Jangan sampai terjadi pukulan ekonomi kemudian harus pemangkasan tenaga kerja besar-besaran, di Tiongkok itu dijaga sampai saat ini," paparnya.
Sejauh ini, pelaku usaha di Tiongkok terus melakukan kegiatan yang sifatnya bertahan dari ancaman penurunan kinerja bisnis hingga virus korona teratasi. Mereka meyakini titik balik bakal terjadi untuk mengembalikan kondisi ekonomi Tiongkok seperti semula.
Tidak ada expert yang tahu (virus korona selesai), yang mereka bisa harapkan adalah turning point pertengahan bulan Maret," tuturnya.
Sinergi yang terjadi di Tiongkok sangat membantu dalam menghadapi penyebaran virus korona. Manajemen krisis telah diterapkan dengan baik dengan menjalankan langkah satu komando kebijakan dari Pemerintah pusat.
"Sinergi itu mutlak dan Tiongkok kenapa bisa mudah sekali mereka melakukan banyak hal, itu karena satu komando. Sekarang masa inkubasi apakah 12 atau 14 hari itu yang memberikan kepastian hanya satu dokter, bukan dia sendiri yang kerja tentu ada tim tapi enggak semua bicara," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News