"Penerimaan untuk kas negara ini naik sekitar Rp5 miliar lebih dari capaian tahun sebelumnya sekitar Rp22 miliar lebih," kata Sudiyono, seperti dikutip dari Antara, di Kupang, Senin, 1 Januari 2018, seraya menambahkan penerimaan negara itu diperoleh dari hasil pembelian tiket wisatawan yang masuk ke Pulau Komodo maupun tiket treking, berselancar, dan menyelam.
Menurutnya arus kunjungan wisatawan ke salah satu destinasi wisata unggulan nasional di ujung barat Pulau Flores itu meningkat cukup tinggi selama 2017 mencapai lebih dari 120 ribu orang, dengan lebih dari 60 persen di antaranya didominasi wisatawan mancanegara.
Kondisi itu, lanjutnya, menunjukkan bahwa wisata Pulau Komodo semakin menggeliat dan terus diincar wisatawan yang datang untuk menyaksikan satwa komodo (Varanus komodoensis) sebagai salah satu keajaiban dunia (new seven wonders) maupun menikmati keindahan alam di sekitarnya.
"Dari waktu ke waktu memang arus wisatawan ke Pulau Komodo terus membludak didominasi wisatawan asing yang datang menggunakan pesawat maupun kapal pesiar," ujarnya.
Peningkatan arus wisatawan itu mendorong pihaknya terus melakukan upaya pembenahan secara bertahap, salah satunya penanganan masalah sampah. Permasalahan sampah yang muncul bersumber dari aktivitas masyarakat di perkampungan, sungai, pasar-pasar, kapal dan lainnya terus mendapat sorotan wisatawan, sehingga perlu kerja sama semua pihak.
"Kami juga terus usahakan agar sampah-sampah ini seiring waktu bisa berkurang. Kalau pun ada kami juga memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk melakukan daur ulang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News