"Cuma memang realisasi dari usaha kita untuk memperbanyak jumlah layar bioskop itu akan terjadi di 2018. Karena persiapan dan lain-lainnya," kata Kepala Bekraf Indonesia Triawan Munaf, kepada medcom.id, ditemui di Media Group, Kedoya, Jakarta, Selasa, 28 November 2017.
Dalam hal ini, Triawan menuturkan, pihak Bekraf Indonesia memberikan banyak fasilitas untuk pembangunan bioskop diberbagai kota di Indonesia. Fasilitas yang dimaksudkan mulai dari perizinan sampai pencabutan Daftar Negatif Investasi (DNI) untuk bioskop.
Ia menilai dengan dicabutnya DNI Bioskop akan lebih memajukan industri perfilman Indonesia. "Kita membutuhkan itu untuk memajukan perfilman Indonesia," ucap dia.
Ayah dari penyanyi Sherina Munaf ini pernah mengatakan, bahwa baru ada 1.200 bioskop di Tanah Air. Jumlah tersebut dinilai sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mencapai 260 juta jiwa. Sementara itu, Korea Selatan, yang memiliki 56 juta penduduk, sudah memiliki 3.000 layar.
Sedangkan untuk program 2018, ia menambahkan, tetap akan melanjutkan program-program yang sudah ada di 2017. Sebab, program-program yang dibuat di 2017 merupakan program yang berkelanjutan.
"Kita melanjutkan. Kalau masalah kalender itu kalender anggaran. Tapi sebetulnya kegiatannya itu lanjut. Semua yang diutamakan sekarang masih akan diutamakan tahun depan," pungkas dia.
Untuk diketahui ada 16 subsektor yang diprogramkan oleh Bekraf Indonesia selama 2017. Program-program tersebut adalah kriyainer dan fesyen menjadi prioritas dan sisanya, film, aplikasi termasuk pengembangan game, serta musik menjadi bidang unggulan.
Lalu, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, animasi video, fotografi, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio. Kesemuanya ini diharapkan bisa berjalan dengan baik dan sesuai harapan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News