Dengan spin off unit bisnis switching di TelkomSigma yang akan menangani Link Himbara, bisnis akan dipindah ke perusahaan baru bentukan Telkom. Sehingga holding keuangan, dan kementerian BUMN menjadi prinsipal penyelenggara switching dan settlement di holding BUMN keuangan dan perbankan.
Deputi Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lainnya Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan holding perbankan akan mampu memperbesar market share bank BUMN meskipun penentuan tarif ATM untuk bisnis switching ini masih dikerjakan.
"Holding BUMN Perbankan justru akan memperkuat basis dan akan lebih efisien dalam IT dan share servicesnya. Akhir tahun ini, akan dilaunching 10 ribu ATM Himbara," ujarnya di Jakarta, Minggu (30/10/2016).
Menurutnya, Presiden telah menyetujui pembentukan holding BUMN perbankan pads saat ratas lalu, prosesnya sejauh ini tidak mengalami hambatan. Holding sendiri dibutuhkan untuk berkompetisi market share, yang dia rasa dari bank-bank BUMN belum terlalu besar.
"Masih belum terlalu besar, sekitar 35 persen. Bila di compare dengan bank swasta dan bank asing, market share kita masih belum. Apalagi kita ingin lebih efisien untuk menghadapi Qualified Asean Bank (QAB). Indonesia perlu bank yang kuat," jelas dia.
Dia mengharapkan, dengan bersatu dalam holding, belanja modal akan lebih efisien. Sebab untuk pengadaan dan operasional ATM, masing-masing bank Himbara tidak perlu saling berlomba.
"Di compare di tempat lain, kepadatan ATM di Jakarta terlalu tinggi di seluruh dunia. ATM yang ada akan lebih baik bila disebar ke daerah terpencil," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News