"Sampai sekarang sudah lumayan banyak hotel di Yogyakarta yang menerima pemesanan kamar," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab M Danunagoro di Yogyakarta, dikutip dari Antara, Minggu 26 Maret 2017.
Menurut Istijab, selama libur akhir pekan hingga Hari Raya Nyepi pada Selasa 28 Maret 2017 okupansi hotel rata-rata ditargetkan 75 persen. Sedangkan khusus hotel di ring I atau yang berlokasi di pusat kota Yogyakarta ditargetkan mampu mencapai 90 persen.
Ia berharap libur Nyepi dapat menjadi kesempatan bagi pengusaha perhotelan untuk meningkatkan okupansi setelah selama beberapa bulan memasuki masa low season atau musim sepi pengunjung.
"Saya berharap libur Nyepi nanti bisa memberikan 'angin segar' bagi pengusaha perhotelan," kata dia.
Menurut Istijab, selama masa low season okupansi rata-rata hotel di Yogyakarta mencapai 30-40 perasen. Selain belum memasuki liburan sekolah, rendahnya okupansi juga dipicu jumlah hotel yang semakin bertambah.
Sementara itu, Wakil Ketua PHRI DIY, Herman Tony mengatakan paket perjalanan wisata murah "Jogja Heboh" yang telah diluncurkan Dinas Pariwisata DIY, PHRI, serta Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) DIY pada 31 Januari 2017 juga belum memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat okupansi hotel.
Sebelumnya, 28 hotel yang bergabung dalam paket Jogja Heboh menawarkan diskon hingga 60 persen. Adapun biro perjalanan yang bekerja sama dalam paket itu memberikan paket perjalanan murah.
"Belum banyak yang tertarik dengan paket itu," kata Herman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News