Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap dengan program pembiayaan bagi para pedagang kaki lima, petani, nelayan pesisir, hingga pedagang asongan dapat melepaskan mereka dari jerat rentenir alias Bank Emok.
"Tadi saya mendapat informasi dari Bupati Bogor, ibu-ibu lagi duduk-duduk, ada yang nawarin duit dari Bank Emok. Itu uang tidak gratis, pengembaliannya lebih tinggi dan lebih cepat, bikin ibu-ibu kesusahan," kata Ani sapaan akrabnya dalam peluncuran kredit ultra mikro di Desa Pasir Angin, Bogor, Senin 14 Agustus 2017.
Program pembiayaan ultra mikro merupakan penyaluran kredit di bawah Rp10 juta bagi para usaha mikro dengan bunga yang diberikan lebih murah dari bunga KUR atau kredit komersial pada umumnya. Bunga yang diberikan pada lembaga penyalur yakni 2-4 persen.
Seperti diketahui bunga KUR saat ini yakni sembilan persen, sementara bunga kredit komersial perbankan yakni 12-15 persen. Bahkan yang lebih tinggi lagi yakni bunga yang dikenakan jika meminjam dari rentenir yakni berkisar 50-100 persen.
"Yang selama ini melayani masyarakat paling bawah seperti rentenir atau lembaga-lembaga yang uangnya berasal dari pinjam di bank yang bungannya 12-15 persen, sekarang mereka dapat dari PIP dengan bunga 2-4 persen jadi mereka bisa pinjamkan ke masyarakat dengan bunga rendah," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
baca : Bunga Kredit Ultra Mikro Lebih Murah Dibanding KUR dan Kredit Komersial
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Bogor Nurhayanti mengatakan pemerintah daerah terus melakukan pembinaan untuk mengatasi keluhan pendanaan dari bagi pelaku UKM. Namun permasalahanya yakni ada di perbankan yang tak bisa cuma-cuma memberikan pinjaman tanpa adanya jaminan atau agunan.
"Akibatnya, banyak mereka terjerat bank emok, rentenir yang menawarkan pinjaman dengan syarat mudah, tapi begitu bayar mencekik," kata Nurhayati.
Dirinya menyatakan, pemerintah pusat tidak salah memilih pilot project usaha mikro di Desa Pasir Angin, Bogor. Ia mengatakan, jumlah penduduk di Bogor mencapai 5,6 juta jiwa atau lebih rendah dari Singapura. Wilayah ini terdiri dari 434 desa atau kelurahan.
"Usaha mikro, kecil, dan menengah di Bogor hampir 710 ribu usaha. Rata-rata ini pelaku usaha adalah kaum ibu. Dari jumlah itu, hampir 93 persen adalah usaha mikro, jadi kontribusinya terbesar terhadap pendapatan daerah Bogor," ujar dia.
Lebih jauh Nurhayanti berharap program kredit ultra mikro menjadi solusi dalam mengentaskan kemiskinan, kesenjangan sosial dan pengangguran. Dia mengaku akan terus melakukan pendampingan untuk program tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News