"Jadi begini, yang pertama kita menyambut baik kalau ada program pemerintah yang menyediakan perumahan untuk buruh. Baik eusunami atau rusunawa. Kita setuju banget," ungkap Presiden KSPI Said Iqbal saat konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta, Jumat 28 April 2017.
Namun demikian, Said mengakui jika kemampuan buruh dengan gaji rata-rata Rp3,3 juta per bulan tidak memungkinkan membayarkan cicilan rusunami.
Ia membeberkan, harga rusunami yang ditawarkan sebesar Rp239 juta dengan uang muka (Down Payment/DP) 1 persen atau Rp2,3 juta masih memberatkan buruh. Apalagi setelah dikalkulasi dengan permisalan tenor 10 tahun, buruh harus membayar cicilan di atas Rp3 juta.
"Katakan DP 1 persen dari Rp230 juta kan Rp2,3 juta. Kalau Rp2,3 juta upah rata-rata minimum buruh itu Rp3,3 juta, ini tidak mungkin dikasih untuk DP semua. Jadi dengan Rp2,3 juta DP, pasti cicilannya itu satu bulan dengan tenor 10 tahun itu di atas Rp3 juta. Tidak mungkin buruh dengan upah minimum bisa membeli rusunami Rp230 juta," jelas dia.
Said menuturkan, bila harga rusunami tersebut tidak berubah, maka pemerintah lagi-lagi salah sasaran. Rusunami bukan diperuntukkan bagi buruh menengah k ebawah sesuai dengan Nawacita melainkan untuk buruh menengah ke atas.
"Jadi program itu akhirnya akan dinikmati oleh buruh yang kelas menengah ke atas, supervisor, manajer. Padahal kan misi Nawacita adalah menengah bawah," ucap dia.
Dia mengatakan, idealnya untuk gaji yang memiliki buruh rendah, maka Rusunami yang disediakan pemerintah dihargai di bawah Rp100 juta. Pemerintah juga diminta menyediakan subsidi untuk para buruh tersebut.
"Sebaiknya itu harga rumah itu dibawah Rp100 juta. Ada subsidi dengan bunga 1 persen," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id