Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis menyatakan pihaknya akan menata sistem produksi bahan baku, melakukan kerja sama teknologi dengan mitra internasional, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, dan membangun jaringan pasar hasil olahan serta menginventarisir hal-hal yang terkait peningkatan daya saing.
Ia mengaku, hal tersebut dilakukan untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah rumput laut. Jadi ekspor sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan devisa dan menjamin kelancaran pasar rumput laut petani.
"Serta pengentasan kemiskinan sembari menghilangkan ekonomi biaya tinggi berikut membangun industri yang berdaya saing,” kata Safari, dalam keterangan tertulisnya, yang diterima di Jakarta, Jumat (1/7/2016).
ISS merupakan simposium internasional rumput laut yang dilakukan per tiga tahun sekali. Pada simposium sebelumnya, Indonesia telah menjadi tuan rumah di Bali. Simposium ini dihadiri oleh pelaku usaha, peneliti, dan pengamat komoditas rumput laut dari 50 negara.
Target Indonesia pada ISS yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark dari 20-24 Juni 2016 adalah untuk menghilangkan isu negatif terhadap produk rumput laut yaitu Karagen Indonesia, salah satu strateginya adalah dengan melibatkan para peneliti internasional dan pengguna pada jaringan internasional Rumput Laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News