Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan, kosmetik merupakan industri strategis dan potensial karena 760 perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia menyerap sebanyak 675 ribu tenaga kerja, baik secara langsung atau pun tidak langsung.
"Indonesia memiliki potensi industri kosmetik yang kuat, mempunyai pasar domestik yang besar dan menjadi produsen kosmetik untuk diekspor, SDM mumpuni dan bahan-bahan herbal sebagai material bahan baku. Khusus ekspor, nilainya pada tahun 2015 mencapai USD818 juta atau sekitar Rp11 triliun," ujar Saleh dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Kinerja ekspor tersebut diklaim lebih besar dibandingkan nilai impor yang hanya sebanyak USD441 juta. Kondisi ini menyebabkan neraca perdagangan mengalami surplus sekitar 85 persen.
Namun demikian, Saleh mengingatkan agar industri kosmetik melakukan produksi bahan baku di dalam negeri sehingga mampu mengurangi impor. Pasalnya hingga kini industri kosmetik melakukan impor bahan baku sebanyak 90 persen. Terbatasnya ketersediaan bahan baku industri kosmetik karena harus ada formulasi khusus dan pencampuran atau compounding.
"Oleh karena itu kita juga mengembangkan industri kosmetik yang terintegrasi dari hulu ke hilir dengan meningkatkan produksi bahan baku sehingga menekan impor. Lalu memacu riset dan pengembangan bahan baku di dalam negeri, inovasi produk, riset pasar dan memperlebar pasar ekspor," tegas Saleh.
Ketua Umum Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPA Kosmetika) Putri K Wardhani mengungkapkan bahwa pelaku industri kosmetika tengah memperkuat daya saing. Langkahnya yakni dengan turut menuntaskan masalah pasokan, harga energi yang dinilai mahal, hingga pembiayaan investasi di dalam negeri.
"Guna memperkuat pemasaran, industri kosmetik nasional terus melakukan inovasi dan branding. Khusus branding ini, kita sangat menyadari bahwa bangsa yang memenangi persaingan ekonomi nasional adalah bangsa yang memiliki merek-merek yang kuat," tutup Putri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News