Director & Chief of Legal, Risk and Compliance Officer MAMI Justitia Tripurwasani mengungkapkan tiga daerah tersebut adalah Bekasi, Solo, dan Gorontalo.
"Berdasarkan sosialisasi, daerah tersebut memiliki potensi inklusi yang bagus dan potensi investasi berkelanjutan," ujarnya di Gedung Sampoerna, Jakarta, Jumat, 20 April 2018.
Ia mengimbau calon investor yang ingin berinvenstasi tidak perlu risau, lantaran tidak adanya kantor pelayanan nasabah pada daerah tersebut. Karena saat ini MAMI telah merambah dunia digital.
Sementara itu, Ketua II Pengurus Pusat MES Friderica Widyasari Dewi menjelaskan Indonesia memiliki populasi muslim yang sangat besar, yaitu sekitar 87 persen. Tingkat kesejahteraan masyarakatnya pun semakin meningkat, sehingga secara perlahan mulai muncul kebutuhan untuk menyimpan maupun mengembangkan dananya, di produk-produk yang dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Namun kebanyakan minim dengan edukasi finansial, terutama yang di daerah.
"Mereka yang tinggal di daerah justru haus akan edukasi finansial, karena mereka tidak ingin terkena investasi bodong," jelas dia.
Ia menambahkan, MES sendiri siap membantu dengan meyediakan komunitas,tokoh masyarakat, mahsiswa serta narasumber yang memberikan pengetahuan terkait finasial syariah yang tersebar di 27 kota di Indonesi, terutama di tiga kota tersebut.
Nantinya pada Sabtu 21 April 2018, Kota Bekasi akan dipilih sebagai lokasi pertama untuk edukasi dan inklusi finansial syariah. Sementara itu, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) praktek investasi bodong telah merugikan masyarakat mencapi Rp105 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News