"Jadi saya rasa warga Kutai Kartanegara ini sudah terbiasa dengan hal itu, karena ada semangat yang sama, siapapun orangnya, darimana pun asalnya, dia mencari makan di Kutai Kartanegara, beranak-pinak di Kutai Kartanegara, itu sudah diakui sebagai warga Kutai Kartanegara, jadi sangat majemuk di Kutai Kartanegara ini," terangnya dikutip dari Antara, Minggu, 1 September 2019.
Untuk melakukan transformasi tersebut, Edi mengatakan akan mengupayakan pembinaan dan pendidikan kepada warga Kutai Kartanegara. Dia berharap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kutai Kartanegara bisa menjadi penopang ekonomi selain sumber daya alam yang tidak terbarukan.
"Saat ini lebih kurang 63 persen struktur ekonomi Kukar ini masih ditopang oleh sunber daya alam yang tidak terbarukan, minyak gas bumi dan bahan galian. Sehingga kami melakukan desain konsep pembangunan itu bagaimana mentraformasi dari kekuatan yang dilandasi SDA yang tak terbarukan kepada Sumber daya yang bisa diperbarukan, SDM, itu yang kita dorong," terang Edi.
Saat disinggung soal kemungkinan terpilihnya Kutai Kartanegara sebagai kota satelit, Edi berpendapat hal itu sesuai dengan apa yang telah ditetapkan pemerintah sebelumnya.
"Sebagai embrio, Kutai Kartanegara ini kan masuk dari 100 kabupateb kota yang ditetapkan oleh Kominfo untuk diterapkannya smart city, itu kan menandakan kabupaten ini kabupaten yang cerdas, pola penyelenggaraan pemerintahannya berbasis IT, itu sudah kami lakukan. Itu juga bagian dari harapan kita, yang selama ini kita dambakan, keseimbangan pembangunan. Ini bagian dari pak Jokowi mewujudkan hal itu," pungkasnya.
Dampak terusan dan positif dari pemindahan pusat pemerintahan juga diharapkan dapat mengikis kesenjangan wilayah dan jawa sentris yang selama ini dirasakan warga Kutai Kartanegara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id