"Nilai neraca perdagangan Indonesia April 2019 mengalami defisit USD2,50 miliar yang disebabkan oleh defisit sektor migas dan nonmigas masing-masing sebesar USD1,49 miliar dan USD1,01 miliar," kata Kepala BPS Suhariyanto di gedung BPS, Jalan dr. Sutomo, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Mei 2019.
Angka defisit neraca perdagangan ini dipengaruhi kinerja ekspor yang tercatat menurun sebesar 10,80 persen dibanding Maret 2019 menjadi USD12,60 miliar. Sementara kinerja impor pada periode yang sama mengalami kenaikan 12,25 persen menjadi USD15,10 miliar.
Selisih ekspor dan impor pada April 2019 mengalami minus USD2,5 miliar. Defisit terdalam terjadi pada sektor migas terutama hasil minyak yang mencatatkan minus USD1,32 miliar disusul minyak mentah minus sebanyak USD288 juta.
Secara kumulatif selama Januari-April 2019 angka defisit mencapai USD2,56 miliar. Angka minus tersebut tercatat merupakan yang terdalam dibanding pada periode yang sama empat tahun sebelumnya.
"Ke depan kita berharap neraca perdagangan ini akan membaik," ujarnya.
Adapun negara Amerika Serikat masih menempati urutan pertama surplus neraca perdagangan nonmigas Indonesia sebesar USD704 juta pada April 2019. Selanjutnya disusul India surplus USD515 juta dan Belanda surplus USD805 juta.
"Sementara defisit masih kita alami dengan Tiongkok masih agak dalam sebanyak USD7,1 miliar, Thailand USD1,3 miliar, dan Jepang USD873 juta," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id