"Jika ingin lebih efisien lagi, kita seharusnya miliki service provider sendiri, service provider yang ada kan kita masing-masing sendiri, kita bayar sewa sendiri-sendiri, fee sendiri-sendiri, nego sendiri-sendiri alangkah baiknya service provider sendiri," ujar Asmawi Syam, saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (26/10/2015).
Terkait service provider tersebut, Asmawi mengaku masih memikirkan apakah harus membangun satu perusahaan baru lagi atau mengakuisisi service provider yang sudah ada. Menurutnya hal ini masih dalam tahap pendiskusian.
"Kalau mau bangun baru, kita (empat bank BUMN) harus ini minta izin, itu bukan corp bank, kita putuskan bahwa lebih baik penyertaan saham saja disitu," ungkap Dirut BRI itu.
Masih lanjut Asmawi, Ia mengatakan dirinya tidak melihat adanya hambatan untuk memiliki service provider sendiri. Menurutnya ini hanya masalah proses negosiasi yang berlangsung dalam kepemilikan saham.
"Ini lagi nego kita mau dikasih berapa persen saham di dalam. Dari perusahaan sendiri yang mau diakuisisi berpa yg mau dikasih ke kita, kedua internal Himbara kita harus atur, ambil saham berapa," jelas Asmawi.
Oleh sebab itu, dirinya mengharapkan agar semua proses pembicaraan dan negosiasi dapat rampung tahun ini. "Dalam tahun ini udah final semua pembicaraan, supaya governancenya juga jalan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News