“Industri pengolahan kelapa di Indonesia cukup berkembang di beberapa wilayah seperti Riau, Sulawesi Utara, Gorontalo, Jambi, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Sabtu, 2 Maret 2019.
Gati menyebutkan Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara sebagai salah satu daerah yang berpeluang dalam pengembangan industri pengolahan kelapa yang produktif. Lahan perkebunan kelapa dianggap cukup luas dan prospektif.
Pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) Kelapa Terpadu di Minahasa Selatan kini telah difokuskan. Upaya meningkatkan nilai tambah komoditas kelapa ini dilakukan melalui diversifikasi produk olahan kelapa maupun pengolahan produk sampingannya.
“Tujuannnya, diharapkan dapat semakin meningkatkan kesejahteraan para pelaku agribisnis kelapa mulai dari sektor hulu sampai hilir,” tuturnya.
Gati memaparkan produk turunan kelapa sudah memberikan kontribusi nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan ekspor buah kelapa utuh. Data BPS tahun 2017 menunjukkan, nilai ekspor produk turunan kelapa sebesar USD1,2 miliar yang terdiri dari coco fibre, kopra, dessicated coconut, coconut cream, coconut sheel, charcoal dan coconut activate carbon.
“Sebagian besar pengolahan dilakukan pada skala rumah tangga dan kelompok kecil di setiap kecamatan,” imbuhnya.
Pengembangan IKM Kelapa Terpadu di Minahasa Selatan, terdiri dari tiga jenis kegiatan utama, yaitu fasilitasi penumbuhan wirausaha baru industri kecil pengolahan produk olahan kelapa minyak kelapa, pengembangan sentra industri kecil arang tempurung kelapa, dan peningkatan kemampuan IKM permesinan Teknologi Tepat Guna (TTG) pendukung pengolahan kelapa.
Penumbuhan wirausaha baru industri kecil pengolahan produk olahan kelapa seperti minyak kelapa dilaksanakan melalui bimbingan teknis produksi dan kewirausahaan IKM kepada 25 orang. Selain itu, fasilitas mesin dan peralatan IKM pengolahan minyak kelapa yang terdiri dari 10 set mesin TTG kombinasi parut kelapa dan peras santan kelapa.
Pengembangan sentra IKM arang tempurung kelapa akan dilakukan melalui bimbingan teknis produksi dan kewirausahaan IKM arang tempurung kelapa kepada 20 orang. Fasilitas mesin dan peralatan pengolahan arang tempurung kelapa seperti alat pembakar arang dan mesin penepung arang juga diberikan.
“Sedangkan, peningkatan kemampuan IKM permesinan TTG pendukung pengolahan kelapa, dilakukan melalui fasilitasi mesin dan peralatan dan pendampingan untuk dua IKM,” tutur Gati.
Pogram strategis ini diyakini dapat mendorong tumbuh kembangnya IKM produk olahan turunan kelapa di dalam negeri. Pendapatan pelaku agribisnis kelapa juga bakal turut meningkat.
Mengutip data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, luas area pohon kelapa pada tahun 2017 mencapai 3,54 juta hektare dengan hasil produksi kopra sebanyak 2,87 juta ton. Sementara itu, merujuk data Asian and Pasific Coconut Community (2018) jumlah petani di Indonesia yang terlibat dalam agribisnis kelapa sebanyak 5,09 juta rumah tangga.
Gati menyampaikan, Indonesia adalah negara penghasil kelapa terbesar di dunia di atas Filipina, India, Srilanka, dan Brasil. Kelapa merupakan tanaman perkebunan dengan areal terluas kedua setelah kelapa sawit di Indonesia.
"Lebih luas dibanding karet, kopi dan kakao serta tanaman perkebunan lainnya,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id