Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan pemerintah telah menyiapkan enam strategi demi mendongkrak devisa dari sektor pariwisata. Pertama, mempercepat sejumlah penyelesaian proyek infrastruktur pariwisata, antara lain merampungkan Yogyakarta Internasional Airport, dan akses pendukungnya.
Selanjutnya penyelesaian pengerjaan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta dan runway Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali beserta pengembangan jalan di sejumlah destinasi wisata. "Diharapkan dengan penyelesaian beberapa proyek infrastruktur ini akan menambah kunjungan wisman ke Indonesia," ujar Perry dalam jumpa pers di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin, 18 Maret 2019.
Strategi kedua, lanjut Perry, mendorong pengembangan atraksi wisata antara lain melalui pengembangan pariwisata di daerah perbatasan pariwisata atau cross border tourism. Misalnya menyelenggarakan sejumlah kegiatan pariwisata secara periodik serta atraksi pariwisata di Pulau Komodo, Danau Toba, dan Borobudur.
"Dengan meningkatkan kualitas daya dukung di sejumlah destinasi wisata di Toba, Komodo, Borobudur akan bisa mendorong quality karena memang jumlah turisnya tidak banyak tapi length of stay spending lebih banyak karena lebih banyak menikmati keindahan alam Indonesia," ungkap dia.
Ketiga melalui peningkatan kualitas destinasi di daerah wisata dengan pengembangan amenitas termasuk lahan pendukung, memastikan kelancaran sistem pembayaran valuta asing. Selanjutnya cara keempat dengan mendorong length of stay tourist melalui promosi digital, marketplace, serta pengembangan paket pariwisata.
"Kekuatan paket promo wisata di destinasi wisata serta promosi di beberapa destinasi," tambahnya.
Perry melanjutkan strategi berikutnya, mendorong investasi dan pembiayaan destinasi wisata, peningkatan kualitas sumber daya manusia serta perbaikan dukungan data dan informasi. Di antaranya perbaikan publikasi dan informasi, penerbitan teknis destinasi, penerbitan KUR untuk pariwisata dan peningkatan kapasitas SDM melalui pendidikan vokasi.
"Keenam menyusun standar prosedur manajemen krisis kepariwisataan dan membentuk forum krisis kepariwisataan khususnya untuk mengklasifikasi dan mengantisipasi solusi di sejumlah daerah. Ini bisa memulihkan sejumlah daerah. Ini langkah jangka pendek yang kita lakukan," pungkasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menambahkan tahun lalu target wisman hanya 17 juta kunjungan dengan target devisa USD17 miliar. Namun realisasi kunjungan wisman hanya 16 juta dengan devisa mencapai USD16 miliar.
"Tercapainya hampir 16 juta wisman dan devisa USD16 milar tahun lalu. Kalau ada perbedaan angka ya ada sedikit, di BI hanya mengeluarkan di pintu utama, kita ada di border juga," tambah dia.
Meski demikian, jumlah itu masih tumbuh 26,53 persen dari 2017. Ia mengakui kedatangan wisman pada 2018 hanya tumbuh 12,58 persen atau lebih rendah dari sebelumnya akibat terjadinya bencana gempa di lombok yang berlangsung cukup lama.
"Itu turun karena ada bencana tahun lalu," jelas Arief.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id