Ilustrasi nelayan -- FOTO: Antara/ABDUS
Ilustrasi nelayan -- FOTO: Antara/ABDUS

Menteri Susi: Nelayan Kecil Susah Diatur

Husen Miftahudin • 20 Januari 2015 14:30
medcom.id, Jakarta: Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terus menelurkan kebijakan-kebijakan baru untuk melestarikan sektor kelautan Indonesia yang berkelanjutan. Menurut dia, selama ini nelayan-nelayan Indonesia terus melakukan penangkapan ikan dengan cara yang tidak berkelanjutan, seperti menggunakan jaring pukat (trawl), jaring pukat udang (pushline), dan bahkan menggunakan bom.
 
Padahal, aku dia, sosialisasi terhadap kebijakan dan peraturan baru terkait penangkapan ikan pun sudah ia lakukan berkali-kali. Kebijakannya pun beragam, mulai dari pemberlakuan penangkapan dengan ukuran, jumlah yang harus ditangkap per harinya, tempat yang diperbolehkan untuk menangkap, hingga musim-musim yang boleh menangkap ikan.
 
"Sosialisasi sudah sering saya lakukan saat saya menjadi menteri dan setiap konferensi pers dan akan diberlakukan kuota, size, tempat, musim, itu akan berlaku dan kita lakukan agar punya efek langsung kepada nelayan kecil," ucap Susi, saat ditemui di Sekolah Tinggi Perikanan (STP), Jalan AUP Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (20/1/2015).

Ia mengungkapkan, nelayan kecil adalah nelayan yang sulit diatur karena terus saja melakukan penangkapan dengan cara yang tidak semestinya. Padahal, aturan pun telah jelas menyebutkan bahwa nelayan tidak boleh menangkap ikan menggunakan trawl, bom dan sejenisnya.
 
Hal ini, sebut dia, yang menyebabkan nelayan-nelayan di tempat lain merugi akibat berkurangnya tangkapan mereka. "Nelayan kecil ini yang susah diatur, karena telur yang diambil tidak pernah ada. Ini menjadi persoalan karena di banyak tempat seperti di Kalimantan, Rembang, dan Jepara sudah habis, mereka harus cari ikan di mana-mana," ujar Susi.
 
Namun, lanjut dia, dengan peraturan yang ia telah keluarkan, sebenarnya telah mampu memberantas 90 persen illegal fishing yang banyak ditemui pada nelayan-nelayan Indonesia. Namun, aku dia, memang saat ini belum semuanya habis, tetapi sudah mampu menyelamatkan satu juta ton ikan selama dua bulan terakhir.
 
"Sekarang illegal fishing sudah kita berantas tetapi, belum habis. Tetapi 90 persen sudah habis. Paling tidak satu juta ton ikan tidak tertangkap selama dua bulan terakhir. Saya berharap itu menjadi mudah nelayan kita untuk tangkap," pungkas Susi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan