Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sejumlah industri di Indonesia masih bergantung terhadap bahan baku dari Tiongkok. Rata-rata 20 hingga 30 persen bahan baku untuk industri nasional masih harus impor dari Negeri Tirai Bambu tersebut.
"Bahkan untuk industri tertentu bisa 50 persen bahan baku dari RRT. Kalau mereka alami delay atau penundaan produksi karena korona pasti akan pengaruh ke Indonesia," kata dia ditemui di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 2 Maret 2020.
Untuk itu, pemerintah akan mencari cara agar bisa mempercepat impor bahan baku demi menjaga produksi industri dalam negeri. Bahkan Presiden Joko Widodo secara khusus meminta agar para importir yang selama ini memiliki reputasi baik agar diberikan kemudahan supaya bahan baku industri tetap terpenuhi.
"Jadi Presiden meminta agar kita mempermudah impor bahan baku. Contohnya seperti importir bereputasi tinggi sekitar 500 (perusahaan) itu atau 40 persen dari impor kita, itu dibebaskan untuk melakukan pengadaan bahan baku agar mereka tidak terhalang perizinan dan lain-lain," jelas dia.
Dirinya menambahkan, salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mempercepat restitusi kepada para importir. Meski begitu, Sri Mulyani akan berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan untuk industri yang terdampak.
"Sehingga poin mengenai (impor) bahan baku bisa segera dilakukan. Kita masih akan berkoordinasi terus dengan menteri perindustrian dan menteri perdagangan melihat peta industri manufaktur yang terdampak cukup besar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News