Meniru Korea Selatan, Indonesia kini tengah mengembangkan 16 subsektor industri kreatif. Di antaranya adalah seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio, aplikasi game, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, periklanan, musik, penerbitan, fotografi, desain produk, fashion, film animasi dan video, kriya, dan kuliner.
"Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Pengembangan budaya kita dapat menjadi salah satu sumber pemasukan negara. Sebab, industri kreatif berbasis inovasi dan kreativitas," ujar Rosan usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi CJ Creative Center di Seoul, Republik Korea Selatan, Selasa, 17 Mei.
CJ Creative Center yang didirikan atas kerja sama CJ Group dengan Ministry of Science, ICT dan Future Planning menjadi sebuah inkubator yang mendorong kerja sama pemerintah dan swasta untuk mendukung pendirian serta mendorong Usaha Kecil Menengah (UKM) dan wirausahawan memasuki persaingan global.
Presiden Jokowi berada di Republik Korea Selatan untuk kunjungan kenegaraan selama tiga hari, 15-17 Mei atas undangan Presiden Park Geun-hye. Pada kunjungan itu, Presiden Jokowi juga menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama di bidang investasi sebesar USD18 miliar yang meliputi sektor kelistrikan, energi terbarukan, industri pakan ternak, film, sepatu, dan farmasi.
Rosan mengatakan, tahun lalu, kontribusi industri kreatif bagi Produk Domestik Bruto (PDB) berkisar 7,05 persen atau senilai Rp642 triliun. Kontribusi tersebut berasal dari usaha kuliner yaitu sekitar 32,4 persen disusul mode 27,9 persen, dan kerajinan 14,8 persen.
Selain itu, industri kreatif menempati posisi keempat dalam penyerapan tenaga kerja yang mencapai 11,8 juta orang. "Industri kreatif telah menjadi magnet baru di banyak negara karena memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi. Saat ini, kita menyaksikan kemajuan begitu pesat di bidang teknologi informasi, periklanan, dan arsitektur," imbuh dia, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (18/5/2016).
Di bidang teknologi informasi (TI), Presiden Jokowi juga telah mencanangkan visi untuk menjadikan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, dengan proyeksi nilai transaksi e-commerce mencapai USD130 miliar dan menghasilkan 1.000 teknopreneur, pada 2020 mendatang. Selain itu, Indonesia memiliki kekayaan adat istiadat, batik, tenun, serta kearifan lokal lainnya.
"Kadin sebagai mitra pemerintah di bidang perdagangan dan industri akan terus mendorong pengembangan kapasitas, bantuan teknis, teknologi, manajemen entrepreneurship, dan produksi," pungkas Rosan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News